Vatikan,papuaglobalnews.com – Paus Leo XIV  resmi dilantik sebagai pemimpin tertinggi 1,4 miliar umat Katolik sedunia dalam sebuah misa di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, Minggu 18 Mei 2025.

Pelantikan sebagai Paus ke 267 ini dihadiri 150 lebih delegasi negara serta tokoh-tokoh penting dunia.

Diantaranya, Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, hingga Presiden Peru Dina Boluarte.

”MTQ

Pada pelantikan ini Paus Leo XIV, yang merupakan paus pertama asal Amerika Serikat menerima pallium atau jubah wol domba yang melambangkan kepedulian pastoralnya dan cincin nelayan yang menjadi lambang otoritasnya sebagai penerus Santo Petrus.

Cincin nelayan tersebut memuat gambar Santo Petrus di bagian luar, sementara di bagian dalam terukir nama ‘Leo XIV’ dan lambangnya sebagai Paus. Cincin itu diberikan oleh Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina dan pallium dikenakan oleh Kardinal Dominique Mamberti, yang sebelumnya mengumumkan terpilihnya Leo sebagai Paus.

Sementara Kardinal Fridolin Ambongo Besungu dari Republik Demokratik Kongo menyampaikan doa khusus.

Paus Leo XIV, lahir dengan nama Robert Francis Prevost di Chicago, Amerika Serikat, pada tahun 1955, merupakan Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat dan juga memegang kewarganegaraan Peru.

Sebelum terpilih sebagai Paus, ia menjalani pelayanan sebagai misionaris di Peru selama beberapa dekade dan menjabat sebagai Uskup Chiclayo.

Pada tahun 2023, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Prefek Kongregasi untuk Para Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin.

Dalam homili pertamanya sebagai Paus, Leo XIV menekankan komitmennya terhadap perdamaian global dan keadilan sosial.

Bahkan, ia menyeruhkan gencatan senjata di Gaza, pembebasan sandera Israel dan perdamaian di Ukraina.

Paus menyoroti pentingnya dialog antaragama dan diplomasi multilateral sebagai jalan menuju perdamaian.

Selain itu, ia menegaskan kembali ajaran tradisional Gereja mengenai keluarga dan martabat manusia.

Keluarga didasarkan pada ‘persatuan yang stabil antara seorang pria dan seorang wanita’ dan menekankan martabat yang melekat pada setiap individu, termasuk yang belum lahir, lansia, orang sakit, pengangguran, dan imigran.

Dengan latar belakang sebagai misionaris dan pemimpin Ordo Augustinian dan berpengalaman pastoral yang luas, banyak umat Katolik berharap kepemimpinannya akan membawa semangat baru dalam menghadapi tantangan zaman modern, termasuk isu-isu sosial, teknologi, dan perdamaian dunia. **