Selesaikan Akar Konflik di Papua : Inilah Solusi yang Ditawarkan Uskup Timika Mgr. Bernardus Bofitwos Baru
“Ini opini-opini yang dikampanyekan melalui media dan diplomasi. Ribuan TNI-Polri di tempatkan di Papua dengan alasan menjaga keamanan demi kepentingan negara,” katanya.
Dikatakan, aktor-aktor dalam konflik ini ada aktor negara, TNI-Polri, intelektual yang mendesain konflik ini agar terus terjaga, termasuk menjadi proyek kepentingan.
Sebagai pimpinan Gereja Katolik lokal, Uskup Bernardus menawarkan solusi jangka panjang dan pendek dalam mengakhiri konflik di Papua yang telah banyak jatuh korban jiwa tidak bersalah.
Pertama, perlu pembentukan tim investigasi independen untuk mengungkap siapa pelaku pembunuhan terhadap Mama Hertina seorang ibu penyandang disabilitas untuk diproses secara hukum.
Kedua, orang Papua dan para pemimpinnya mengadakan doa bersama untuk rekonsiliasi melibatkan semua komponen perjuangan sipil Papua maupun komponen perjuangan sayap militer, ULMWP dan semua gereja yang menjadi mediator.
Ketiga, rekonsiliasi untuk lembaga politik Papua sebagai jembatan yang mempunyai peran dalam memperjuangan hak politik Papua menjadi corong perjuangan politik Papua.
“Doa bersama dan rekonsiliasi oleh semua komponen perjuangan Papua dan jembatan politik Papua, ULMWP untuk selesaikan konfliknya,” katanya.
Sementara solusi jangka pendek mengenai kemanusiaan diperlukan gencatan senjata oleh negara dan adanya kunjungan Komisi HAM PBB ke Papua.
“Kita perlu mendesak pemerintah atau negara melakukan investigasi oleh tim independen dari pihak ketiga tanpa melibatkan negara dan Papua, tapi pihak lain,” harapnya.
Solusi jangka panjang menurut Uskup Bernardus, diperlukan dialog politik antar pemerintah dan rakyat Papua untuk menyelesaikan akar permasalahan. Dalam mediasi melibatkan pihak ketiga seperti penyelesaiann konflik Aceh.
Ia berharap hasil dan rumusan diskusi Pokja Agama MRP Papua Tengah dapat disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto, DPR RI, MPR RI dan lembaga atau kementerian lainnya di Jakarta. **