Pastikan Kualitas Air Layak Minum, Tahun Ini DLH Pasang Alat ONLIMO di WTP Kuala Kencana
Timika,papuaglobalnews.com – Memastikan kualitas air layak konsumsi, tahun 2025 ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mimika Papua Tengah akan memasang alat ONLIMO di fasilitas Water Treatment Plant (WTP) di Kuala Kencana yang dibangun PT Freeport Indonesia.
Alat seharga Rp5 miliar ini berfungsi untuk Pemantauan Kualitas Air secara kontinyu, otomatis dan online yang dipasang pada lokasi IPA (Instalasi Pengolahan Air).
Jeffri Deda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mimika menjelaskan alat ini merupakan pengadaan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menjawabi usulan DLH Mimika.
Jeffri mengungkapkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) mempunyai program air bersih tetapi sebelum disalurkan ke konsumen setiap hari harus lolos uji kualitas kelayakan dulu.
“Hasilnya menunjukan layak baru bisa didistribusikan. Tujuannya supaya masyarakat mendapat air layak minum dan terhindar dari hal-hal tidak diinginkan,” katanya.
Dikatakan, dalam uji kualitas air dinyatakan layak dikonsumsi maka DLH memberikan rekomendasi kelayakan. Tetapi dalam uji kualitas menemukan kurang baik DLH memberikan rekomendasi untuk memperbaiki kualitasnya sebelum dikonsumsi.
Pengujian kualitas air ini sangat penting mengingat di beberapa tempat yang DLH mengambil sampel setelah diuji laboratorium ditemukan mengandung mercuri dan zat besi.
Jeffri menyebutkan salah satu contoh penyediaan air bersih yang dibangun PUPR di Kokonao depan Kantor Distrik beberapa tahun lalu. Setelah diuji mengandung mercuri sehingga ditutup karena membahayakan kesehatan. Penutupan sumur bor yang dibangun PUPR ini sejak tiga tahun lalu.
“Datanya ada sama kami. Mercuri ini ada dalam air. Kita belum tahu ada endapan apa sehingga tercemar mercuri,” katanya.
Diketahui sumur bor di Kokonao tercemar mercuri setelah DLH menguji sampelnya di Laboratorium Provinsi Makassar. Berdasarkan hasil laboratorium langsung diberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk hentikan menggunakan air tersebut.
Selain di Kokonao, ia menyebutkan untuk wilayah SP3 kualitas air bawah tanah masih bagus namun air permukaan kali mengalami tercemar ecoli kotoran hewan babi karena banyak warga membangun kandang di dekat bantaran sungai. Selain kandang babi warga membangun kamar WC dengan saluran pipanya langsung mengarah ke sungai.
Dengan ditemukan ecoli tersebut, Jeffri meminta kepada Kepala Distrik, lurah dan kepala kampung untuk menertibkan warga hentikan membangun kandang ternak atau kotoran WC buang langsung di sungai.
“Ini bahaya sekali untuk kesehatan. Orang yang mandi dan cuci bisa terkena penyakit kulit dan gatal-gatal,” sesalnya.
Meskipun demikian, Jeffri mengakui selama ini DLH turun menguji sampel kualitas air dan tanah jarang dipublis sehingga masyarakat kurang mendapat informasi.
Sementara Dominggus Robert Mayaut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Mimika menyambut baik atas pemasangan alat UNLIMO oleh DLH.
“Air yang akan dikonsumsi masyarakat harus memenuhi syarat standart bakumutu kelayakan,” katanya singkat, Kamis 20 Maret 2025.
Saat ini dari 12 ribu Sambungan Rumah (SR) sudah 2.700 SR yang diuji coba distribusi air bersih dari WTP Kuala Kencana beberapa waktu lalu. Uji coba ini langsung dipimpin Dominggus Robert Mayaut, Kepala DPUPR didampingi Lenny Josephina, VP Goverment Relations PTFI.
Dengan titik diuji coba wilayah SP1, Perumahan Pemda, Perumahan Kejaksaan dan wilayah SP3. **