Timika,papuaglobalnews.com – Pegawai putra daerah melakukan pemalangan terhadap Puskesmas Atuka Distrik Mimika Tengah, Rabu 15 Oktober 2025 sekitar pukul 08.00 WIT.  Dalam aksi pemalangan itu putra daerah meminta Bupati dan Wakil Bupati Mimika serta Kepala Dinas Kesehatan menggantikan Kepala Puskesmas Atuka Julia Tahitu.

Karel Mapupia sebagai perawat menjelaskan bersama beberapa pegawai putra daerah melakukan aksi pemalangan ini tidak mempunyai kepentingan apapun untuk menjatuhkan Julia Tahitu dari jabatan Kepala Puskesmas. Tetapi pemalangan ini murni karena merasa kecewa dengan pemotongan Tunjangan Penambahan Penghasilan (TPP) setiap bulan, sementara selalu berada di tempat tugas. Selain itu setiap kegiatan Puskesmas turun ke kampung-kampung tanpa melibatkan pegawai putra daerah. Ini menjadi pertanyaan besar pegawai putera daerah ada apa ini?

Karel bersama teman-temanya menilai kebijakan seperti ini terkesan seakan-akan mengabaikan putera daerah dalam bekerja.

”SADAR

Kecewa lainnya, speedbot milik Puskesmas yang pengadaannya untuk kepentingan pelayanan namun selalu berada di Timika setelah mengantar petugas. Dengan tidak adanya fasilitas trasportasi itu, menjadi kesulitan bagi petugas atau dokter yang akan mengantar pasien rujukan ke kota.  Termasuk menjadi kendala bagi para pegawai atau dokter yang akan mengikuti kegiatan pelatihan di Timika, sehingga terpaksa harus menggunakan transportasi milik masyarakat. Menjadi pertanyaan jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan siapa yang harus bertanggungjawab?

Selain kecewa  pemotongan TPP, tanpa dilibatkan dalam kegiatan kampung dan speedbot selalu berada di Timika, sebagai putra daerah, Karel menyayangkan kondisi atap puskesmas yang sudah bocor lama tanpa ada niat untuk diperbaiki atau perawatan. Atas kondisi ini, Karel bersama putera daerah lainnya mempertanyakan dimana semua dana operasional Puskesmas Atuka sebesar Rp700 juta. Karena di dalam dana itu juga diperuntukan perawatan gedung.

“Sudah dua tahun ini tidak pernah ada perawatan. Terus dana itu dikemanakan?” ujar Karel dengan nada tanya ketika dihubungi papuaglobalnews.com melalui teleponnya, Rabu 15 Oktober 2025.

Karel menyebutkan dana operasional untuk Puskesmas Atuka tahun 2025 sebesar Rp700 juta, ditambah  empat Pustu masing-masing Rp100 juta sehingga totalnya menjadi Rp1,1 miliar.

Sehubungan dengan bocornya atap tersebut, Marsel mengaku sudah lakukan koordinasi dengan pimpinan namun tidak ada respon untuk diperbaiki.