Tangani Pasien Kusta, Dinkes Mimika akan Gandeng Penyintas
Reynold menjelaskan Dinkes melibatkan penyintas HIV, TBC dan Kusta sebagai edukator dalam setiap edukasi di layanan kesehatan dengan alasan para penyintas ini sudah mengalami bagaimana pernah ditolak dari keluarga. Sehingga risiko lingkungan psikososial sangat penting dalam mengedukasi karena meskipun banyak obat yang diminum tanpa didukung keluarga menjadi penghambat kesembuhan pasien.
Karena itu, lanjut Reynold sangat diperlukan orang yang pernah sakit kusta, TBC atau HIV terlibat dalam edukasi. Dengan penyintas menceritakan pengalaman tentang dirinya bagaimana minum obat dalam jangka waktu lama, rasa mual atau tidak dapat menguatkan dan memotivasi pasien dalam menjalani pengobatan. Strategi ini menjadi cara penyintas menolong orang lain untuk keluar dari rasa takut, penolakan dan kecemasan yang dialami.
“Karena orang yang belum pernah sakit kusta, TBC dan HIV tidak mempunyai pengalaman cara minum obat dan rasa mual dan mengatasi efek samping,” katanya.
Dikatakan, dalam penanganan penyakit menular membutuhkan jejaring kerjasama selain dengan pihak Faskes juga penyintas.
Ia mengakui untuk penyintas HIV dan TBC tahun ini kerjasamanya masuk tahun ketiga. **

































