Analisis Dimensi Seleksi Jabatan Tinggi Pratama

Seleksi jabatan pratama dapat dimaknai dari empat dimensi:

  1. Dimensi Regulatif

Seleksi ini memastikan bahwa birokrasi Mimika dikelola sesuai aturan, bukan semata kehendak personal kepala daerah.

  1. Dimensi Sosial

Seleksi memberi harapan baru bagi ASN dan masyarakat. ASN termotivasi untuk bersaing  sehat, sementara masyarakat dapat menaruh harapan memperoleh pelayanan publik yang lebih professional.

  1. Dimensi Politik

Mekanisme seleksi berfungsi sebagai pemutus mata rantai patronase politik. Jabatan pratama tidak lagi sebatas hadiah loyalitas dan pengorbanan tim sukses, tetapi  hasil uji kelayakan yang terukur, objektif dan profesional. Hal ini menguatkan institusionalisasi politik di Mimika.

4.Dimensi Filosofis

Seleksi jabatan adalah upaya mengembalikan makna jabatan sebagai amanah etis. Filosofi meritokrasi menekankan keadilan, rasionalitas, dan kemanusiaan. Dengan demikian, birokrasi tidak hanya efisien tetapi juga bermartabat.

Rekomendasi Strategis

  1. Konsistensi Regulatif: seluruh tahapan seleksi harus sesuai aturan perundang-undangan dengan keterlibatan KASN untuk menjaga legitimasi.
  2. Transparan Proses dan Hasil: Pengumuman, asessmen, hingga hasil akhir wajib dibuka untuk publik.
  3. Monitoring Publik: Libatkan masyarakat, media, dan DPRK dalam pengawasan seleksi.
  4. Regenerasi Birokrasi: Seleksi harus memberi ruang bagi ASN muda yang profesional, bukan sekadar melanggengkan figur lama.
  5. Etika Jabatan: Pejabat pratama perlu ditekankan bahwa jabatan adalah amanah pelayanan, bukan hadiah politik.

Seleksi jabatan pratama di Mimika adalah bentuk rehabilitasi birokrasi, yakni mengubah status quo yang sebelumnya berbasis patronase menuju birokrasi meritokratis. Langkah ini patut dijaga konsistensinya, agar tidak hanya berhenti sebagai prosedural formal, tetapi sungguh-sungguh menjadi transformasi tata kelola pemerintahan daerah. (Isi tuisan tanggung jawab penulis)