Pertama di Papua Tengah! Freeport Jalin Kerjasama Dinkes Mimika Datangkan 6000 Fiel Faksin DBD
Berdasarkan data temuan kasus bulanan DBD Januari hingga pertanggal 6 April 2025 yakni, Januari sebanyak tujuh kasus, Februari turun menjadi empat kasus, Maret kembali naik menjadi 8 kasus dan awal April ditemukan dua kasus.
Kemudian berdasarkan temuan kasus tahunan DBD pada tahun 2023 terdata 827 kasus, tahun 2024 melonjak naik 1.220 kasus dan 6 April 2025 terdata 21 kasus.
Sementara sebaran 21 kasus DBD berdasarkan kampung atau kelurahan dari Januari-April 2025 yakni Kampung Kwamki Narama tertinggi dengan empat kasus, Pasar Sentral, Tembagapura dan Kamorojaya masing-masing tiga kasus, Sempan dan Karang Senang masing-masing dua kasus. Kampung Nawaripi, Timika Jaya, Kuala Kencana dan Mandiri Jaya masing-masing satu kasus.
Sebaran 21 kasus DBD berdasarkan wilayah kerja Puskesmas yakni, Puskesmas Wania dan Pasar Sentral tertinggi masing-masing lima kasus. Puskesmas Timika, Puskesmas Arwanop dan Karang Senang masing-masing tiga kasus. Puskesmas Timika Jaya dan Kwamki Narama masing-masing satu kasus.
Kemudian 21 kasus DBD berdasarkan kelompok umur. Usia kurang dari satu tahun 1 orang, 1-5 tahun 1 orang, 6-11 tahun 1 orang, 12-18 tahun 2 orang, 19-45 tahun 13 orang dan lebih dari 45 tahun 3 orang.
Kasus DBD berdasarkan Faskes yang melaporkan dari 21 kasus tersebut yakni, RSUD ada 7 kasus, RS PTFI ada 6 kasus, Klinik Medika Bakti 4 kasus. RS Kasih Herlina, RS Waa Banti dan PKM Pasar Sentral dan Klinik Purihusada masing-masing satu kasus.
Sekarang ujarnya, Dinkes sementara melakukan pemetaan dan pendataan kasusnya dari 18 distrik. Sesuai pemetaan Distrik Mimika Baru menempati peringkat utama kasus DBD.
Tingginya kasus DBD disebabkan masih banyak masyarakat menampung air di tempayan tanpa ditutup, banyak ternak dipelihara di belakang rumah sehingga air sisa membersihkan kandang tertampung di bahan bekas pakai yang menjadi media tumbuh kembang jentik nyamuk DBD dan malaria.
Atas temuan kasus-kasus itu, sebagai langkah edukasi petugas kesehatan di Puskesmas selalu rutin memberikan pemahaman bagaimana mampu mengatasi persoalan perindukan nyamuk DBD di lingkungan rumah secara sadar dan mandiri kepada masyarakat.
Selain DBD, edukasi yang sama tentang tingkat pencegahan malaria. Berawal dari mendeteksi kasus di beberapa titik lokasi baik di Bandara Mozes Kilangin maupun di Pelabuhan Pomako. Setiap warga yang akan berangkat diambil sampel darah. Hasil tes cepat dinyatakan positif akan diberikan obat. Ini bertujuan pengendalian malaria lebih awal supaya saat berada di luar Timika terkena malaria sudah ada obatnya.
“Pasien tersebut selama minum obat tetap dipantau oleh ptugas kesehatan,” katanya.
Petugas yang bertugas di Bandara Mozes Kilangin dari Puskesmas Timika dan di Pomako oleh petugas kesehatan Puskesmas Mapurujaya.
Setiap pelayanan terhadap penumpang, datanya langsung dilaporkan ke Dinkes. Pelayanan ini bagian dari program Tempo Kastuntas yang saat ini tengah gencar dilakukan. **