Peringatan Hari Malaria Sedunia: Freeport Bagikan Obat Anti Nyamuk, Siap Kalahkan Malaria
Melalui membangun budaya baru ini, Freeport berharap mampu meningkatkan perlindungan karyawan dari gigitan ngamuk malaria. Karena dengan terhindar dari malaria dapat bekerja secara produktif.
Berdasarkan data tahun 2024 lalu jumlah angka kesakitan malaria pada karyawan mengalami peningkatan mencapai 4000 lebih kasus pertahun. Peningkatan kasus malaria di kalangan karyawan sejalan dengan jumlah kasus malaria di masyarakat yang ada di Kota Timika.
“Apa yang kita kerjakan untuk karyawan tidak terlepas juga apa yang dikerjakan untuk masyarakat Mimika. Kalau kasus malaria di masyarakat meningkat pasti kasus malaria di karyawan meningkat, sehingga perlu secara bersama-sama turunkan kasus malaria pada karyawan,” jelasnya.
Ferdy meyakini ada kolaborasi pengendalian malaria bersama Pemerintah Kabupaten Mimika kedepan mampu menekan angka kasus malaria.
Khusus di kalangan karyawan penularan malaria hanya terjadi di area dataran rendah. Ini disebabkan faktor suhu dan kelembaban udara dan lingkungan yang lebih hangat mendukung penularan malaria berkembang cepat. Sementara di dataran tinggi Tembagapura tidak ada penularan malaria karena kondisi lingkungan tidak mendukung (lembab dan dingin) perindukan nyamuk malaria. Hal ini diketahui karyawan yang bekerja di wilayah dataran tinggi baru terkena malaria setah turun off di dataran rendah Kota Timika.
Memusatkan peringatan Hari Malaria Sedunia di Terminal Gorong-Gorong sebagai salah satu langkah strategis memberikan promosi kesehatan bagi karyawan selain upaya pengendalian vektor di area kerja Freeport yang selama ini dilakukan. Bahwa pada saat turun dari dataran tinggi dan karyawan berada di dataran rendah itu artinya memaskui daerah dengan pelunaran malaria yang tinggi.
Saat ini katanya, Freeport dan Pemerintah Kabupaten Mimika menghadapi tantangan sangat berat dalam pemberantasan nyamuk. Ini disebabkan jumlah nyamuk yang makin banyak dan faktor lingkungan yang lembab, banyak lokasi genangan permanen dan kontur tanah yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir dengan lancar.
Di tempat yang sama, Manager Community Health Development (CHD) PTFI, Daniel Perwira mengemukakan, kerjasama Freeport dengan Dinas Dinas Kesetahan Kabupaten Mimika dalam pengendalian malaria dari tahun ke tahun terus ditingkatkan baik dari sisi kesiapan anggaran maupun sumber daya manusia yang dilakukan secara kolaborasi dan penanganan malaria melibatkan semua pihak.
Meskipun saat ini kasus malaria masih tinggi, ia memastikan 100 persen komitmen Freeport bersama Pemerintah Kabupaten Mimika terus membuat strategi-strategi pengendalian eliminasi malaria menuju Mimika Bebas Malaria pada tahun 20230 mendatang, mengingat 60 persen jumlah karyawan bersama keluarga tinggal di Timika.
Program pengendalian malaria ini selain di dataran rendah area kerja Freeport, Kota Timika juga di delapan kampong yakni Koperapoka, Nawaripi, Tipuka, Ayuka, Omawita, Ohotia, Fanamo dan Nayaro.
**