Timika,papuaglobalnews.com – PT Freeport Indonesia 100 persen komitmen memberantas malaria di wilayah dataran rendah bersama Pemerintah Kabupaten Mimika Papua Tengah hingga tahun 2030 mendatang. Sebagai bentuk komitmen tersebut pada peringatan Hari Malaria Sedunia dipusatkan di Terminal Gorong-Gorong, Jumat 25 April 2025.

Pelaksanaan peringatan Malaria Sedunia tahun ini secara sederhana namun penuh pesan edukatif mengusung tema Aksi Bersama untuk Indonesia Bebas Malaria (Unity  In Action Toward Zero Malaria).,

Pada momen itu, Freeport membagikan repellent atau obat anti nyamuk dan pamflet berisikan langkah-langkah edukasi pencegah gigitan nyamuk kepada setiap karyawan yang datang dari dataran tinggi menggunakan bus. Selain repellent dan pamflet juga sebuah gelas batu putih air minum bertuliskan tagline ‘Siap Kalahkan Malaria’ (Cegah, Lindungi dan Kendalikan).

”MTQ

Manager Public Health Malaria Control (PHMC) Area Industrial PT Freeport Indonesiav Ferdy Permana, dalam pengantarnya memaparkan, malaria disebabkan oleh parasit (plasmodium) ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang infektif.

Ada empat jenis penularan malaria yakni malaria tropika (plasmodium falciparum), malaria tersiana (plasmodium  vivax), malaria kuartana (plasmodium malariae) dan malaria avale (plasmodium ovale). Dengan gejala malaria demam, menggigil, berkeringat, mual, muntah, cepat lelah, diare dan mata kuning.

Malaria tropika dapat menyebabkan komplikasi  pada tubuh seperti otak, ginjal dan limfa, menyebabkan koma hingga kematian. Selain itu akibat minum obat malaria tanpa resep dokter, minum obat tidak teratur, minum obat tidak tuntas dapat menimbulkan resistensi obat dan kekambuhan. Malari dapat menurunkan produktifitas sesorang dalam bekerja.

Ia menyebutkan ciri-ciri perilaku nyamuk malaria (Anopheles SP) yaitu aktif pada malam hari, pada saat hinggap atau menggigit  posisi kepala lebih rendah dari badan (menungging), menggigit  atau menghisap darah setiap 3-4 hari untuk dapat bertelur dan dapat terbang sejauh dua kilometer dari genangan tempat bertelur menuju sumber darah.

Tempat hidup nyamuk anopheles adalah genangan sementara terdapat cekungan tanah yang menampung air hujan lebih dari 10 hari dan genangan permanen. Misalnya, danau, rawa, kolam, saluran drainase dan genangan lain yang permukaannya terdapat tanaman air (eceng gondok, kangkung, lumut dan rumput liar).

Untuk mencegah malaria disarankan gunakan pakaian tertutup saat diluar rumah, gunakan lotion anti nyamuk, pasang kawat kasa anti nyamuk pada jendela, pintu dan ventilasi udara pada bangunan. Lainnya, gunakan kelambu berinsektisida saat tidur malam, memasang obat anti nyamuk bakar/elektrik, menyemprotkan insektisida rumah tangga satu jam sebelum tidur dan menggunakan perangkap nyamuk ultraviolet atau kipas angin ditempat orang berkumpul pada malam hari.

Dikatakan, komitmen Freeport dalam mengendalikan malaria setiap tahun tetap sama. Namun paling utama meningkatkan kesadaran setiap karyawan dalam melindungi diri dari malaria melalui penggunaan repellent atau obat ration anti nyamuk malaria.

Melalui penggunaan obat anti nyamuk, semua karyawan dapat melakukan secara mandiri tanpa mengurangi kualitas hidup semua karyawan pada saat beraktivitas di malam hari.

Melalui membangun budaya baru ini, Freeport berharap mampu meningkatkan perlindungan karyawan dari gigitan ngamuk malaria. Karena dengan terhindar dari malaria dapat bekerja secara produktif.

Berdasarkan data tahun 2024 lalu jumlah angka kesakitan malaria pada karyawan mengalami peningkatan mencapai 4000 lebih kasus pertahun. Peningkatan kasus malaria di kalangan karyawan sejalan dengan jumlah kasus malaria di masyarakat yang ada di Kota Timika.

“Apa yang kita kerjakan untuk karyawan tidak terlepas juga apa yang dikerjakan untuk masyarakat Mimika. Kalau kasus malaria di masyarakat meningkat pasti kasus malaria di karyawan meningkat, sehingga perlu secara bersama-sama turunkan kasus malaria pada karyawan,” jelasnya.

Ferdy meyakini ada kolaborasi pengendalian malaria bersama Pemerintah Kabupaten Mimika kedepan mampu menekan angka kasus malaria.

Khusus di kalangan karyawan penularan malaria hanya terjadi di area dataran rendah. Ini disebabkan faktor suhu dan kelembaban udara dan  lingkungan yang lebih hangat mendukung penularan malaria berkembang cepat. Sementara di dataran tinggi Tembagapura tidak ada penularan malaria karena kondisi lingkungan tidak mendukung (lembab dan dingin) perindukan nyamuk malaria. Hal ini diketahui karyawan yang bekerja di wilayah dataran tinggi baru terkena malaria setah turun off di dataran rendah Kota Timika.

Memusatkan peringatan Hari Malaria Sedunia di Terminal Gorong-Gorong sebagai salah satu langkah strategis memberikan promosi kesehatan bagi karyawan selain upaya pengendalian vektor di area kerja Freeport yang selama ini dilakukan. Bahwa pada saat turun dari dataran tinggi dan karyawan berada di dataran rendah itu artinya memaskui daerah dengan pelunaran malaria yang tinggi.

Saat ini katanya, Freeport dan Pemerintah Kabupaten Mimika menghadapi tantangan sangat berat dalam pemberantasan nyamuk. Ini disebabkan jumlah nyamuk yang makin banyak dan faktor lingkungan yang lembab,  banyak lokasi genangan permanen dan kontur tanah yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir dengan lancar.

Di tempat yang sama, Manager Community Health Development (CHD) PTFI, Daniel Perwira  mengemukakan, kerjasama Freeport dengan Dinas Dinas Kesetahan Kabupaten Mimika dalam pengendalian malaria dari tahun ke tahun terus ditingkatkan baik dari sisi kesiapan anggaran maupun sumber daya manusia yang dilakukan secara kolaborasi dan penanganan malaria melibatkan semua pihak.

Meskipun saat ini kasus malaria masih tinggi, ia memastikan 100 persen komitmen Freeport bersama Pemerintah Kabupaten Mimika terus membuat strategi-strategi pengendalian eliminasi malaria menuju Mimika Bebas Malaria pada tahun 20230 mendatang, mengingat 60 persen jumlah karyawan bersama keluarga tinggal di Timika.

Program pengendalian malaria ini selain di dataran rendah area kerja Freeport, Kota Timika juga di delapan kampong yakni Koperapoka, Nawaripi, Tipuka, Ayuka, Omawita, Ohotia, Fanamo dan Nayaro.

**