Timika,papuaglobalnews.com  – Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) II Katolik tingkat Papua Tengah dengan 30 peserta kategori lomba Cerdas Cermat Rohani (CCR) Anak dan Remaja di Aula Bapenda Mimika hari pertama berjalan sukses, Rabu 3 Desember 2025.

Dalam babak penyisihan ini berdasarkan hasil penilaian dewan juri menetapkan enam peserta terdiri dari tiga CCR Anak dan tiga CCR Remaja lolos ke babak final pada Kamis 4 Desember 2025.

Ketiga tim CCR Anak lolos ke final yakni Mimika dengan skor tertinggi 2000, Kabupaten Nabire dengan skor nilai 1700 dan Deiyai menempati urutan ketiga dengan nilai 1100. Sedangkan dua kabupaten lain yakni Intan Jaya dan  Puncak dinyatakan gugur.

Sesi penyisihan ini panitia membagi materi lomba CCR dalam dua putaran dan setiap putaran diikuti 2-3 tim/regu yang masing-masing terdiri  tiga orang.

Kemudian kategori CCR Remaja yang diikuti lima Kabupaten yakni Dogiyai, Deiyai, Puncak, Nabire dan Mimika.

Dalam babak penyisihan yang berlangsung ketat, Mimika perolehan skor  tertinggi 1.450, menyusul Nabire skor 1.175 dan Deiyai dengan peroleh skor 875. Sedangkan Intan  Jaya  dan Puncak langkahnya terhenti dibabak pertama.

Lomba CCR Anak dan Remaha dengan tiga dewan juri yakni RD. Marthinus Selitubun, M.Hum. Lic. lur. Can, Evaristus Selitubun, SS, M.Pd dan Dra.Berlinda Renwarin, M.th

Philipus Soter Maturbongs, Koordinator Lomba dan Penjurian, mengatakan CCR merupakan suatu ujian pemahaman kepada anak-anak untuk mengetahui sejauh mana mempunyai pengetahuan tentang iman Katolik.

“Namun tidak dipungkiri terkadang pengetahuan tentang ajaran agama agak lemah. Sehingga melalui event-event seperti ini teristimewa lomba cerdas cermat mampu mengasah dan mendorong anak-anak kita untuk belajar tentang ajaran Katolik itu sendiri baik lewat kitab suci, tradisi dan dogma,” jelasnya.

Soter berharap melalui lomba  ini mendorong anak-anak bertumbuh besar tidak hanya memiliki pengetahuan umum tetapi juga mempunyai penghayatan iman yang benar tentang ajaran agama Katolik.

Mantan Plt. Kepala Kementerian Agama Mimika ini berharap LP3KN terus mendorong agar kegiatan-kegiatan seperti ini tetap dilaksanakan baik di kabupaten-kabupaten hingga menyentuh paroki-paroki.

“Lomba ini bukan hanya menguji kecerdasan anak-anak tetapi bagaimana anak-anak teliti, cermat menjawab pertanyaan serta menghayatinya,” katanya.

Gereja Katolik, kata Philipus, melalui LP3KN dan LP3KD di Provinsi Papua Tengah mendorong anak-anak untuk giat belajar sejak dini tidak saja kecerdasan tetapi juga kecermatan dalam menjawab, menyikapi perkembangan hidup sosial masyarakat maupun gereja.

Jalannya lomba mendapat sambutan hangat dari setiap pendukung masing-masing tim dan diakhiri pengalungan medali dan foto bersama. **