Kesal HP Hilang, Seorang Siswa SMAN 5 Sentra Pendidikan Mimika Lampiaskan Emosi Bakar Asrama Putra
Timika,papuaglobalnews.com – Dua bangunan Asrama Putra SMA Negeri 5 Sentra Pendidikan di Jalan Poros SP5 dibakar oleh seorang siswa sekolah tersebut pada Selasa 21 Oktober 2025 sekira pukul 19.00 WIT. Oknum siswa yang kini duduk di kelas XII melampiaskan emosinya dengan membakar gedung asrama yang selama ini menjadi tempat tinggalnya karena merasa kesal handphone milik sang adiknya hilang beberapa bulan lalu tidak kunjung ditemukan.
Demikian disampaikan Martinus Wenda, Plt. Kepala SMA N 5 Sentra Pendidikan Kabupaten Mimika kepada papuaglobalnews.com yang ditemui di sekolah tersebut pada Rabu 22 Oktober 2025.
Martinus menjelaskan dirinya baru tiga minggu lebih sejak ditugaskan oleh Dinas Pendidikan terhitung tertanggal 1 Oktober 2025 lalu menjabat sebagai Plt. Kepala SMAN 5 Sentra Pendidikan pasca meninggalnya Yohanes Napan beberapa waktu lalu.
Martinus menuturkan sesuai informasi yang diketahuinya bahwa handphone milik adik pelaku pembakar asrama itu sudah lama hilang sebelum dirinya ditugaskan di sekolah tersebut.
“Kemungkin didiamkan selama ini tidak pernah bicara dengan mama asrama untuk cari solusinya. Karena HP hilang terus pelaku melampiaskan kekesalan dengan membakar asrama,” jelas Martinus.
Martinus menyampaikan dalam kejadian ini hampir semua penghuni asrama sementara berada di aula untuk makan malam, sehingga tidak ada korban jiwa kecuali kasur, ijazah, lemari, buku-buku dan pakaian semua terbakar.
Pelaku juga sebelum membakar meminta kepada teman-temannya yang masih berada di dalam asrama untuk keluar.
Pelaku kemudian menyiram minyak tanah pada kasur dari pintu depan sehingga api merambat dengan cepat keseluruh bangunan.
Setelah bakar, pelaku langsung melarikan diri hingga kini belum kembali ke sekolah.
Martinus menyampaikan dari kejadian ini sekitar 45 anak yang terdata mengalami dampak langung kehilangan tempat tinggal, pakaian, buku-buku dan ijazah.
“Saat ini kami lagi mendata. Kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah bisa sampai 60 anak,” tuturnya.
Ia mengakui pada saat kejadian ada sebagian siswa-siswi yang panik terutama SMP terpaksa lari ke rumah keluarga terdekat. Namun pada pagi harinya sudah kembali masuk sekolah seperti biasa.
Ia menyampaikan dengan situasi emergensi ini aula makan yang letaknya tidak jauh dari asrama tersebut dipasang sekat menjadi dua bagian. Satu ruang sebagai tempat untuk anak-anak tidur dan ruang yang satunya sebagai tempat makan malam. Sedangkan untuk makan pagi dan siang tetap menggunakan aula sekolah dengan tujuan memudahkan kontrol terhadap aktivitas anak-anak.
Martinus menyampaikan pada saat kejadian dirinya sementara berada di rumah keluarga. Setelah mendapat laporan bahwa adanya kejadian langsung menuju SMA Negeri 5 Sentra Pendidikan. Setiba di lokasi, petugas Pemadam Kebakaran dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mimika sementara memadamkan api. Termasuk pihak Babhikantibmas, kepolisian dari Polsek Kuala Kencana sudah datang dan telah berkoordinasi baik.
Dikatakan, dengan dibakarnya asrama tersebut pada malamnya semua siswa dikumpulkan di ruang kelas dan aula sebagai tempat tidur sementara. Sebelum tidur, untuk menghilangkan rasa trauma dan menghindari anak-anak tinggalkan sekolah di malam hari, bersama guru melaksanakan doa dan bernyanyi bersama-sama.
Ia bersyukur hingga saat ini anak-anak masih berada di lingkungan sekolah seperti biasa.
Ia mengakui sudah melakukan rapat dengan Jenni O Usmani selaku Kepala Dinas Pendidikan. Dalam rapat itu, kepala dinas memberikan arahan agar sekolah silakan mengambil langkah-langkah penanggulangan sementara agar semua siswa tetap merasa aman dan nyaman.
Dalam rapat itu, kepala dinas mengharapkan dalam musibah ini tidak ada anak-anak yang mengalami terprofokasi dari pihak lain karena ini murni masalah internal di dalam sekolah. Siapa pun yang datang harus melaporkan kepada petugas.
Terkait kejadian ini, Martinus mengungkapkan beberapa siswa sebagai saksi didampingi seorang guru telah dipanggil oleh Polsek Kuala Kencana untuk memberikan keterangan pada hari ini.
Martinus mengaku sejak dirinya menjalankan tugas hampir tiga minggu lebih bersama anak-anak di sekolah tidak pernah mendapat informasi atau cerita tentang HP hilang.
“Jika saya tahu dari awal, pasti saya carikan solusi dan tidak akan terjadi seperti ini. Tapi tidak ada yang omong apa-apa,” pungkasnya. **

































