GKII Wilayah II Papua Tengah Selenggarakan Raker Ke III Sinode, Gereja yang Bertumbuh, Bertambah dan Berdampak
Ia berharap dengan semangat kehadiran 28 Klasis ini merupakan bentuk dukungan sangat luar biasa. Raker ini menjadi kesempatan penting dalam membahas segala kegiatan sesuai kebutuhan jemaat untuk dituangkan dalam program kerja Sinode berikutnya sehingga menjadi program kedepannya.
Sementara Hansk Wakerkwa, Ketua Sinode Wilayah II GKII Papua Tengah menjelaskan Raker Kerja III ini berlaku di 14 Wilayah di Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun.
Raker ini pertama mengevaluasi kembali program-program kerja yang sudah dilaksanakan selama ini dan kedua membicarakan program prioritas untuk tahun berjalan.
Ia menyebutkan yang hadir dalam Raker adalah Ketua Umum Pusat GKII, Sekretaris GKII Pusat, para tokoh GKII dan Wakil Bupati Intan Jaya.
Di momen yang sama lanjut Hansk, dihadiri kaum provinsi yang merupakan para kader GKII yang ada di pemerintahan dalam hal ini Wakil Bupati Intan Jaya, para kepala dinas, Ketua DPRK dan anggota DPRK.
Kehadiran mereka semua menjadi bukti dukungan terhadap suksesnya pelaksanaan Raker ini. Karena mereka sangat mengetahui kondisi umatnya saat ini, di wilayah pelayanan Papua Tengah berada dalam situasi konflik.
Ia menyebutkan tiga wilayah konflik yakni Kabupaten Intan Jaya, Puncak Jaya dan Puncak Papua merupakan wilayah pelayanan GKII Papua Tengah.
Ia berharap lewat rapat ini dapat mendoakan dan menghasilkan solusi yang tepat dalam menangani masyarakat pengungsi agar dapat kembali pulih dari rasa trauma.
Ia berharap jemaat-jemaat GKII yang berada dalam situasi konflik tetap berperan dalam memfasilitasi, mendorong jemaat lain, merangkul untuk memberi penguatan bagi mereka yang trauma mendengar bunyi leputan senjata antara TNI-POLRI dengan OPM.
Mereka trauma selain ditembak, karena rumah dan Gereja dibakar dan dirusak oleh pihak TNI-POLRI dan OPM.
Ia berharap dalam Raker ini ada satu keputusan untuk menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan, karena umat GKII menjadi korban dalam peristiwa konflik supaya mendapat perhatian oleh pemerintah.
Hansk juga menambahkan gereja hadir sebagai mitra pemerintah, sehingga program-program Sinode tidak mungkin dibangun seutuhnya oleh gereja. Tetapi dapat diambil bagian oleh pemerintah dalam mendukung pembangunan fasilitas pusat pelatihan musik atau tempat untuk pendidikan non formal.
Ia mengungkapkan, Gereja hadir mengurus dan merangkul umat dan pemerintah juga mengurus umat dalam sebutan masyarakat. Dengan dibangunnya fasilitas ini, anak-anak yang putus sekolah dapat dibina dan dibimbing menjadi anak yang baik.
Kemudian fasilitas tersebut dapat menjadi tempat kegiatan pemulihan para pendeta yang mengalami trauma akibat bunyi tembakan senjata antara TNI-Polri dengan OPM, trauma karena rumah, gereja dibakar, dirusaki oleh TNI-Polri maupun OPM.
Ia menegaskan gereja dalam mengurus umat tidakh hanya spiritual tetapi juga fisik maka perlu mendapat perhatian oleh pemerintah.
Kerjasama yang baik ini bertujuan untuk membangun gereja, bangsa dan Papua.
Ia berharap dalam Raker III ini ada suatu keputusan untuk menyuarakan kemanusiaan. Karena umatnya sedang menjadi korban, supaya dapat didengar oleh semua pihak yang berkepentingan. **

































