Timika,papuaglobalnews.com  –  Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Wilayah II Papua Tengah mengadakan Rapat Kerja (Raker) III Sinode Menuju satu abad selama tiga hari, Selasa-Kamis 26-28 Agustus 2025.

Raker III yang berlangsung di salah satu hotel di Timika ibu kota Kabupaten Mimika Papua Tengah dengan 350 peserta terdiri dari Ketua dan Badan Pengurus serta udangan lainnya dari 28 Klasis. Raker diawali ibadah syukur dengan tema utama ‘Gereja yang Bertumbuh, Bertambah dan Berdampak (Kolose 2:7).

Sub tema ‘Melalui Raker III GKII Sinode Wilayah II Papua Tengah Berkomitmen Bertumbuh Lebih Kuat Menuju 100 Tahun GKII (Yesaya 40:31).

”SADAR

Ibadah pembukaan Raker III berlangsung khusus dan meriah diisi dengan lagu puji-pujian dan tarian.

Doa pembukaan dibawakan oleh Pdt. Dr. Hansk Wakerkwa, M.Si, Ketua Sinode dan doa syukur oleh Pdt. Kris Wonda dan doa penutup oleh Pdt.Prof. Dr. Daniel Ronda, Th.M selaku Ketua Umum GKII Pdt.Prof. Dr. Daniel Ronda, Th.M.

Hadir pada ibadah Raker ini Sekretaris Umum GKII Pdt. Husain Shahz Diman, S.Th., SH., MH, Wakil Bupati Kabupaten Intan Jaya Elias Igapa, SE serta undangan lainnya.

Dalam Raker dihadiri Ketua dan Badan Pengurus ke 28 klasis GKII dari empat kabupaten yakni Mimika, Puncak Papua, Intan Jaya, Puncak Jaya dan Waropen.

Pdt.Prof. Dr. Daniel Ronda, Th.M dalam pesan firman Tuhan menegaskan, sebagai pengikut Kristus dalam pelayanan gereja harus kuat dan berakar pada Tuhan sendiri. Iman akan Kristus ibarat pohon harus memiliki akar yang kuat supaya bisa bertahan dan bertumbuh subur menghasilkan buah. Dalam melayani gereja diharapkan mempunyai fondasi yang kuat seperti membangun rumah. Memiliki fondasi yang kuat agar mampu menahan beban yang berat dan tidak mudah roboh.

Pendeta Daniel juga mengingatkan kepada para orangtua dan pendeta terus semangat melayani. Namun dalam pelayanan hingga usia senja tetap mengajak dan menggandeng anak-anak muda untuk terlibat sebagai generasi penerus gereja. Dalam pelayanan harus ada proses iman berkelanjutan agar Gereja tetap tumbuh, bertambah dan berdampak, jika tidak maka akan mati.

Namun, ia meyakini Allah tetap bekerja dalam diri setiap hamba-Nya meskipun dalam situasi sulit. Dalam bekerja harus mengandalkan kekuatan Tuhan. Gereja harus menjadi cahaya pembawa harapan, damai di tengah ketidak pastian dan  kegelisahan umat atau jemaat. Gereja harus terlihat sebagai pembawa syukur, berkat dan kekuatan baru dan berakarlah pada Kristus.

Sementara dalam sambutan, Pdt. Daniel menyampaikan Raker ini untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan selama ini.

Lewat Raker, Gereja merespons pergumulan-pergumulan yang dialami oleh masyarakat lokal selama ini. Dengan harapan gereja tetap hadir menjadi garda terdepan dalam pelayanan sebagai pemberi harapan, syukur dan terang bagi masyarakat yang sedang mengalami pengumulan konflik.

Gereja harus hadir dalam bentuk pelayanan pendidikan, kesehatan dan mengayomi serta mengambil bagian dalam setiap masalah kemanusiaan.

Ia juga menambahkan melalui Raker menjadi bagian penting menyiapkan Konferensi Umum Pemilihan Ketua Umum Pusat pada April 2026 dan Ketua Wilayah yang akan dilaksanakan pada tahun 2026  dengan agenda pemilihan disesuaikan masing-masing daerah.

Dikatakan, dalam Raker ini akan memutuskan kapan dilaksanakan Konferensi Daerah pada tahun 2026.

Wakil Bupati Kabupaten Intan Jaya Elias Igapa mengapresiasi kepada Ketua Umum Pusat GKII yang selama ini selalu hadir dan merespon atas persoalan kemanusiaan yang dialami oleh masyarakat di Intan Jaya.

Selain merespons katanya, Ketua Umum Pusat GKII langsung turun di lokasi melihat sendiri dan menyapa masyarakat di daerah konflik Intan Jaya.

Sebagai kader dan anak-anak GKII, ia mengajak semua pimpinan memberikan dukungan untuk menyukseskan Raker ini. Raker ini untuk membahas kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan, termasuk memberikan masukan-masukan untuk dikerjakan dalam tahun berjalan.

Ia berharap dengan semangat kehadiran 28 Klasis ini merupakan bentuk dukungan sangat luar biasa. Raker ini menjadi kesempatan penting dalam membahas segala kegiatan sesuai kebutuhan jemaat untuk dituangkan dalam program kerja Sinode berikutnya sehingga menjadi program kedepannya.

Sementara Hansk Wakerkwa, Ketua Sinode Wilayah II GKII Papua Tengah menjelaskan Raker Kerja III ini berlaku di 14 Wilayah di Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun.

Raker ini pertama mengevaluasi kembali program-program kerja yang sudah dilaksanakan selama ini dan kedua membicarakan program prioritas untuk tahun berjalan.

Ia menyebutkan yang hadir dalam Raker adalah Ketua Umum Pusat GKII, Sekretaris GKII Pusat, para tokoh GKII dan Wakil Bupati Intan Jaya.

Di momen yang sama lanjut Hansk, dihadiri kaum provinsi yang merupakan para kader GKII yang ada di pemerintahan dalam hal ini Wakil Bupati Intan Jaya, para kepala dinas, Ketua DPRK dan anggota DPRK.

Kehadiran mereka semua menjadi bukti dukungan terhadap suksesnya pelaksanaan Raker ini. Karena mereka sangat mengetahui kondisi umatnya saat ini,  di wilayah pelayanan Papua Tengah berada dalam situasi konflik.

Ia menyebutkan tiga wilayah konflik yakni Kabupaten Intan Jaya, Puncak Jaya dan Puncak Papua merupakan wilayah pelayanan GKII Papua Tengah.

Ia berharap lewat rapat ini dapat mendoakan dan menghasilkan solusi yang tepat dalam menangani masyarakat pengungsi agar dapat kembali pulih dari rasa trauma.

Ia berharap jemaat-jemaat  GKII yang berada dalam situasi konflik tetap berperan dalam memfasilitasi, mendorong jemaat lain, merangkul untuk memberi penguatan bagi mereka yang trauma mendengar bunyi leputan senjata antara TNI-POLRI dengan OPM.

Mereka trauma selain ditembak, karena rumah dan Gereja dibakar dan dirusak oleh pihak TNI-POLRI dan OPM.

Ia berharap dalam Raker ini ada satu keputusan untuk menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan, karena umat GKII menjadi korban dalam peristiwa konflik supaya mendapat perhatian oleh pemerintah.

Hansk juga menambahkan gereja hadir sebagai mitra pemerintah, sehingga program-program Sinode tidak mungkin dibangun seutuhnya oleh gereja. Tetapi dapat diambil bagian oleh pemerintah dalam mendukung pembangunan fasilitas pusat pelatihan musik atau tempat untuk pendidikan non formal.

Ia mengungkapkan, Gereja hadir mengurus dan merangkul umat dan pemerintah juga mengurus umat dalam sebutan masyarakat. Dengan dibangunnya fasilitas ini, anak-anak yang putus sekolah dapat dibina dan dibimbing menjadi anak yang baik.

Kemudian fasilitas tersebut dapat menjadi tempat kegiatan pemulihan para pendeta yang mengalami trauma akibat bunyi tembakan senjata antara TNI-Polri dengan OPM, trauma karena rumah, gereja dibakar, dirusaki oleh TNI-Polri maupun OPM.

Ia menegaskan gereja dalam mengurus umat tidakh hanya spiritual tetapi juga fisik maka perlu mendapat perhatian oleh pemerintah.

Kerjasama yang baik ini bertujuan untuk membangun gereja, bangsa dan Papua.

Ia berharap dalam Raker III ini ada suatu keputusan untuk menyuarakan kemanusiaan. Karena umatnya sedang menjadi korban, supaya dapat didengar oleh semua pihak yang berkepentingan. **