FKUB Mimika Mengutuk Keras Pelaku Kekerasan Menghilangkan Nyawa Sesama, Desak Aparat Tingkatkan Patroli dan Sweeping Sajam
Timika,papuaglobalnews.com – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Mimika Papua Tengah mengecam serta mengutuk keras terhadap oknum pelaku tindakan kekerasan menghilangkan nyawa sesamanya yang tidak bersalah beberapa hari ini. Dan mendesak TNI-Polri tingkatkan patroli serta sweeping senjata tajam (Sajam). Karena dengan peristiwa tragis ini sangat mengganggu kosentrasi dan ketenangan masyarakat terutama umat Kristiani yang tengah menyiapkan hati menyambut Natal pada 25 Deseber 2025.
Selain menyiapkan diri menyambut Natal, semua masyarakat bersama umat Katolik sedang bersuka cita atas dilaksanakan lomba Pesparani II Papua Tengah di Mimika sebagai tuan rumah. Lomba ini bukan sekadar bernyanyi tetapi lebih pada sesuatu yang Ilahi mengumandangkan kidung-kidung agung dan pujian untuk kemuliaan nama Tuhan.
“Kami turut belasungkawa atas meninggalnya warga yang sangat memprihatinkan dilakukan oleh pelaku yang seharusnya tidak boleh terjadi. Karena dengan kejadian seperti ini mengganggu seluruh aktivitas ekonomi, sosial dan budaya. Masyarakat dalam bekerja mencacri nafkah akan selalu merasa takut,” ujar Jeffrey C. Hutagalung, Ketua FKUB Mimika melalui sambungan teleponnya, Selasa malam 2 Desember 2025.
Sebagai orang beriman tegas Jeffrey sesungguhnya tidak menginginkan peristiwa memilukan seperti ini terjadi ditengah suasana suka cita.
Jeffrey mengungkapkam Mimika sebagai rumah kita bersama dengan masyarakat yang heterogen, sangat merindukan suasana hidup tenang, aman, damai dan sejahtera serta menolak tindakan mengarah pada kekerasan menghilangkan nyawa orang lain.
Dengan peristiwa ini FKUB mendorong aparat kepolisian bersama satuan lainnya untuk meningkatkan patroli secara rutin di tempat-tempat berpotensi terjadinya konflik agar peristiwa serupa tidak semakin bertambah.
Selain itu, Jefrrey juga mendesak kepada aparat penegak hukum mengejar pelaku untuk diproses sesuai hukum berlaku demi memberikan efek jera dan rasa keadilan.
Lebih jauh, Jeffery mengakui masyarakat Mimika merupakan orang-orang yang beradab, religius menunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalan hidup bersama ditengah keberagaman suku, agama, bahasa dan budaya.
“Sudah waktunya kita bergandengan tangan, berkolaborasi, bahu membahu membantu aparat TNI-Polri supaya sama-sama ciptakan menjaga Mimika yang aman, damai dan harmoni,” ajak Jeffrey.
Ia juga mengajak seluruh lembaga agama untuk terus membangun narasi damai kepada semua umatnya melalui pesan di gereja, masjid, Vihara dan Pura agar umat Kristiani menyambut Natal dengan hati suka cita. Hal ini sejalan dengan teman natal tahun ini yakni ‘menghadirkan kehadiran Allah secara nyata bagi keluarga-keluarga yang rapuh dan membutuhkan pendampingan.’
Dikatakan tugas menjaga situasi tetap tenang, aman dan damai menjadi tanggungjawab bersama hingga selama-lamanya.
FKUB mengharapkan dalam situasi yang mengganggu rasa aman dan tenang ini jangan ditunggangi oleh oknum-oknum tertentu sekadar mengacaukan suasana suka cita perayaan Pesparani dan menyambut Natal dan tahun baru.
Oknum-oknum pelaku perlu menyadari jika hal itu terjadi pada dirinya atau keluarganya sudah pasti sedih dan marah. Perasaan ini juga pasti dialami oleh keluarga yang menimpa musibah.
“Kami dukung aparat TNI-Polri tingkatkan patroli di tempat-tempat dianggap rawan begal, baik pada malam hari maupun siang hari,” katanya.
Selain itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakat terutama orangtua mengingatkan kepada anak-anaknya di rumah menghentikan bermain petasan atau marcun yang bunyinya meledak-ledak mengganggu ketenangan warga saat istirahat di siang maupun malam hari.
Jeffrey mengkuatir dengan sering membunyikan petas bisa menimbulkan potensi konflik di masyarakat karena merasa terganggu.
“Sebagai masyarakat berbudaya dan beragama mari kita tetap sama-sama jaga Mimika dengan cara kita masing-masing lewat nilai-nilai kearifan lokal yang diwariskan oleh para leluhur,” pungkasnya. **

































