Ia menegaskan hingga saat ini tidak ada orang Kei yang ada di Timika turun di Kapiraya. Bahkan orang Kei yang tinggal di Timika tidak mengenal mereka di sana.

“Jadi ada yang sampaikan bahwa orang Kei terlibat di sana itu tidak ada dan tidak benar. Itu murni anak cucu kita dari beberapa marga yang sudah lama tinggal di sana,” jelasnya.

Sementara terkait tapal batas antara Mimika dengan Dogiay di Kapiraya, Bupati John secara singkat menyampaikan persoalan tapal batas di Kapiraya dirinya bersama Bupati Dogiai sudah saling berkoordinasi.

“Saya no komen masalah Kapiraya. Tapi saya dan Bupati Dogiai sudah berkoordinasi,” ujar John kepada awak media setelah membuka Festival Budaya Lomba Dayung Perahu Torpa di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Pomako yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Mimika pada Sabtu 22 November 2025.

Sementara sebelumnya, Ananias Faot, Plt. Asisten I Setda Mimika dalam kesempatan membuka kegiatan Konsultasi Publik Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Baru Mimika 2025 pada Senin 17 November 2025 lalu di salah satu hotel di Timika menyampaikan secara singkat bahwa masalah tapal batas antara Mimika dan Dogiai di Kapiraya, Bupati Mimika sudah mengirimkan surat secara resmi kepada Pemerintah Provinsi Papua Tengah untuk membantu memfasilitasi proses penanganan penyelesaian dengan mengundang pihak Mimika dan Dogiai.

Konsultasi Publik Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Baru Mimika 2025 diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Mimika.

Hingga berita ini ditayangkan papuaglobalnews.com belum berhasil mengkonfirmasi Kepala Distrik Kapiraya. **