Timika,papuaglobalnews.com – Viral di media sosial Tiktok. Limbah sampah alat kesehatan (Alkes) masih dengan darah berserahkan begitu saja di belakang Kantor Pos Syahbandar Pelabuhan Pomako.

Dalam tayangan video Tiktok @user1240428354906 berdurasi 0,59 detik memperlihatkan sampah Alkes dibuang di dalam saluran dan sekitar container SPIL.

Dalam rekaman video tiktok itu, ada seorang warga menyampaikan selamat pagi. Ini area yang mereka buang alat-alat medis di sini.

”MTQ

Ini pemukiman warga, yang biasanya warga bersama anak kecil lalulalang bersama keluarga mereka.

Warga berjalan kaki melewati lorong kontainer yang dipenuhi Alkes ini untuk berbelanja sesuatu di kios sekitar pelabuhan.

Dalam video itu, ia mengingatkan kepada warga setempat untuk menghindari area tersebut.

Herman Tangke Pare, Anggota Komisi 3 DPRK Mimika menyayangkan atas ditemukan sampah Alkes yang berhamburan di sekitar container SPIL area Pelabuhan Pomako.

Ia mengungkapkan Alkes bekas pakai ini merupakan sampah yang sangat sensitif dan berbahaya bagi kesehatan sehingga penanganan untuk pemusnahannya sesuai standar kesehatan bukan dibuang sembarang tempat.

Sebagai mitra pemerintah, Herman meminta kepada Dinas Kesehatan untuk lebih memperketat pengawasan terhadap rumah sakit dan klinik baik milik pemerintah maupun swasta, termasuk Puskesmas dalam membuang sampahnya.

Ia mengkuatirkan dengan membuang sembarang sampah medis seperti ini selain mencemari lingkungan juga membawa virus penyakit bagi masyarakat.

Sementara Fransiska Tekege, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika menjelaskan bahwa sampah-sampah medis yang virat di Tiktok itu sudah dibersihkan oleh petugas Puskesmas Mapuruja bersama Tim Polsek Kawasan Pomako dan KKP dan PT. Mitra Hijau Asia.

Sementara Kapolsek Kawasan Pelabuhan Pomako, Iptu Frits Nanlohy menjelaskan, pada hari Rabu tanggal 6 Agustus 2025 telah dilakukan pengecekan terkait video Tiktok viral menyangkut limbah medis yang ditemukan berserakan di belakang Kantor Syahbandar Pelabuhan Pomako.

Merespons atas informasi itu, pukul 09.25 WIT, tim gabungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika dari Puseksemas  Mapurujaya tiga orang dipimpin Onna Bunga selaku Kepala Puskesmas Mapurujaya, Kantor Kesehatan Pelabuhan tiga orang dipimpin Samuel Deda, serta dua orang perwakilan PT. Mitra Hijau Asia  yang dipimpin Erick Sopacua serta didampingi tiga personil Polsek Kawasan Pelabuhan Pomako dipimpin Aiptu Ridwan Mare, Kanit Provost Polsek Pomako melakukan pengecekan dan pembersihan barang limbah tersebut dan dibawa kembali ke tempat penampungan PT. Mitra Hijau Asia.

Ia menjelaskan, menurut keterangan Onna Bunga bahwa terkait informasi viral melalui media sosial Tiktok tentang limbah medis sudah dilaporkan kepada pimpinan dalam hal ini Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Reynold Rizal Ubra.

Selanjutnya tim kesehatan Puskesmas Mapurujaya dan Kantor Kesehatan Pelabuhan bersama PT. Mitra Hijau Asia langsung turun di lokasi tempat viral limbah untuk melakukan pembersihan di lokasi tersebut.

Ia menambahkan Dinas Kesehatan Mimika telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak ketiga dalam hal ini PT. Mitra Hijau Asia untuk mengangkut limbah medis yang ada di Kabupaten Mimika, baik itu limbah medis dari rumah sakit, puskesmas maupun klinik swasta untuk dikirim keluar daerah menggunakan container via laut tujuan Makassar mengingat di Timika belum ada tempat pengolahannya selain di Makassar dan Surabaya.

Frits menambahkan, menurut penjelasan dari perwakilan PT. Mitra Hijau Asia bahwa barang limbah medis itu sudah dikemas dalam plastik sampah warna kuning untuk dimasukan di dalam container dan digembok. Namun ada oknum masyarakat yang mengambil barang medis tersebut dari dalam container.

Sementara menurut Riswanto, Kepala Cabang PT. Spil Timika menyampaikan untuk container nomor SPNU 2913164 sudah siap dikirim dalam kondisi segel terkunci namun ditemukan sudah dirusaki.

Melihat itu, Riswanto kemudian menelepon Erick, staf PT. Mitra Hijau Asia untuk datang mengecek barang-barang di dalam container.

Setelah Erick tiba bersama Riswanto membuka conatainer untuk memastikan ada barang yang hilang atau tidak. Setelah pemeriksaan itu, Erick menyatakan aman dan tidak ada kehilangan kemudian disegel kembali untuk dikirim.

Namun setelah limbah medis viral di Tiktok, Riswanto menghubungi kembali Erick agar turun melihat  tumpukan sampah medis yang berserakan akibat kebobolan kemarin untuk dibersihkan.

Selanjutnya pada pukul 20.30 WIT, diperoleh informasi dari Erick Sopacua menyampaikan tanggal 24 Juli 2025 PT. Mitra Hijau Asia melakukan pengisian barang limbah medis di container PT. Spil Pelabuhan Pomako satu container dengan nomor SPNU 2913164. Pengisian itu selesai tanggal 4 Agustus 2025 pada siang hari.

Setelah selesai pengisian limbah medis, petugas PT. Mitra Hijau Asia memasang gembok beserta segel container sekaligus memasang tanda gambar/label inveksius (barang inveksi menular).

Malam harinya container tersebut dikirim dari Timika tujuan Makassar menggunakan Kapal KM. Spil Hayu untuk dimusnahkan mesin Ensinerator (tempat pembakaran/pemusnahan limbah medis) di daerah Barru, Makassar.

Frits menambahkan, Erik Sopacua tidak mengetahui ada oknum warga membuka container. Ia baru mengetahui setelah viral di Tiktok pada tanggal 5 Agustus 2025 di malam hari.

Menurut Erick sesuai video tiktok yang viral itu, barang yang hilang di container yaitu 1 karung plastik (dalam karung isi 4 kantong plastik) yang berisikan antara lain Heskun, masker medis, selang infus dan alat cuci darah).

Ia menambahkan, PT. Mitra Hijau Asia sesuai MoU sudah bekerjasama melakukan pengiriman limbah barang medis ini sejak tahun 2021 sampai sekarang rutin setiap bulan tujuan Makassar.

Mitra Hijau Asia dalam melakukan pengisian limbah medis ke container sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Di dalam container limbah medis itu dialas menggunakan terpal tebal merk gajah untuk menghindari kebocoran. Petugas dalam bekerja menggunakan pakaian seragam, masker, helm, sarung tangan dan sepatu safety. Saat pengisian barang sering menegur anak-anak atau masyarakat orang dewasa khususnya Papua agar tidak mendekat atau masuk di dalam container. **