Terjemahan Alkitab Bahasa Damal dan Amungme Rampung, Peluncuran Dilaksanakan Mei 2026
Timika,papuaglobalnews.com – Proses penterjemahan Alkibat (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) dalam Bahasa Damal dan Amungme oleh sepuluh hamba Tuhan (Pendeta) rampung dilaksanakan. Pejalanan panjang perjuangan para penterjemah ini memakan waktu 37 tahun sejak 1988 hingga 2025. Dari rentan waktu yang panjang itu para penterjemah ada yang telah meninggal dunia. Kegigihan hamba Tuhan berjuang menterjemahkan Alkitab dalam bahasa ibu menjadi bagian penting sejarah pewartaan dan melestarikan bahas lokal agar tidak hilang atau punah ditengah derasnya arus globalisasi.
Pendeta Deteminus Beanal, Ketua penterjemah Alkitab Bahasa Damal dan Amungme kepada papuaglobalnews.com di Kantor Daerah Timika wilayah II Papua Tengah Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) pada Selasa 28 Oktober 2025, mengisahkan merampungkan penulisan Alkitab Bahasa Damal dan Amungme membutuhkan waktu 37 tahun berawal dari tahun 1988 hingga 2025. Selesainya penulisan Alkitab itu bukti berkat kerja keras dengan niat baik dan ketulusan hati dari 12 hamba Tuhan.
Pendeta Deteminus Beanal menyebutkan kedua belas pendeta tersebut yakni Pdt. Don Gibbons (Pdt. Damal – Eme), Pdt. Alice Gibbons (Mama Damal – In), Pdt. John Ellenberger (Bapak Elampege), Pdt. Helen Ellenberger (Mama Elam), Pdt. Timotius Elatotagam, Pdt. Abdiel Tinal, Pdt. Nigil Daud Magai, Pdt. Daniel Alom, Pdt. Yohan Wamang, Pdt. Hosea Jolemal, Pdt. Alber Tinal dan Pdt. Deteminus Beanal.
Namun dalam perjalanan ada hamba Tuhan yang sudah lebih dahulu dipanggil menghadap Tuhan, yakni Pdt. Damal – Eme, Pdt. Abdiel Tinal dan Pdt. Timotius Elatotagam, Pdt. Hosea Jolemal, Pdt. Nigil Daud Magai, Pdt. Daniel Alom.
Para pendeta ini menjalankan misi menterjemahkan Alkibat dengan tahun berbeda-beda sejak tahun 1988 hingga 2000.
Sementara Pdt. Deteminus Beanal sendiri bergabung dalam tim penterjemah tahun 2010 atau setelah 22 tahun pejalanan menulisan Alkitab. Pada saat itu, bersama Pdt. Timotius Elatotagam, Pdt. John Ellenberger, Pdt. Helen Ellenberger (Mama Elam) melanjutkan karya itu sampai tahun 2017.
Di tahun yang sama pada 20 Mei 2017, terjadi perpisahan dengan tim penterjemah Pdt. John Ellenberger dan Pdt. Helen Ellenberger (Mama Elam) yang kembali ke Amerika Serikat. Perpisahan ini terjadi di Gereja Bethel di Kampung Nawaripi. Setelah itu, dirinya bersama Pdt. Timotius Elatotagam tetap melanjutkan aktivitas penterjemahan jarak jauh dari Timika Papua bersama Pdt. John Ellenberger dan Pdt. Helen Ellenberger (Mama Elam) di Amerika.
Dalam perjalanan tersebut, Pdt. Timotius Elatotagam dipanggil Tuhan pada tahun 2023.
Ia mengakui dengan meninggalnya penterjemah-penterjemah itu, kini tinggal dirinya seorang diri. Meskipun banyak yang sudah tutup usia, Pdt. Deteminus Beanal yang kini sebagai ketua tim bersama jemaat tetap setia menjalankan amanat yang ditinggalkan para pendahulu secara sempurna.
Dengan demikian, tanggal 10 Agustus 2025 lalu menjadi momen paling bersejarah yang perlu dicatat dengan tinta emas. Seluruh proses dari awal penterjemahan Alkitab Bahasa Damal dan Amungme penuh dengan susah payah dinyatakan tuntas.
Setelah rampung secara sempurna seluruh isi naskah tersebut sudah diserahkan ke Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) Jakarta. Dalam penyerahan itu sudah membicarakan ukuran, jumlah dan kini dalam proses pencetakan. Alkitab yang dicetak sebanyak 10 ribu buah akan tiba di Timika pada 9 Maret 2026 mendatang.
Ia menegaskan dalam kisah penulisan Alkitab ini mendasari pada Keluaran 13:21-22 (TB). TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu.
Pada kesempatan itu, Pdt. Deteminus Beanal mendoakan kepada Tuhan agar memberikan berkat dan tempat yang layak bagi hamba-hamba Tuhan. Karena selama hidup di dunia sudah mewariskan perbuatan baik melalui cara hidup, bertindak, tutur kata termasuk atas buah karya besar yang mereka tinggalkan untuk para jemaat sebagai penerus ajaran injil di Tanah Papua.
Sementara Pdt. Yohanes Magai selaku ketua panitia peluncuran Alkitab Bahasa Damal dan Amungem mengucap syukur kepada Tuhan atas penyelenggaraan-Nya, sehingga perjalanan panjang dalam menghadirkan Alkitab Bahasa Damal dan Amungme dapat rampung dilaksanakan.
Dikatakan, menuju puncak peluncuran Alkitab tersebut telah dibentuk panitia pada Jumat 8 Maret 2024 lalu. Pembentukan panitia ini melibatkan Jemaat Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII), Gereja Kingmi dan Gereja Katolik. Ketiga denominasi gereja ini telah sepakat lewat terbentuknya panitia tersebut siap menyukseskan acara peresmian Alkitab pada 20-23 Mei 2026 mendatang.
Ia mengatakan ini sudah waktunya yang paling tepat setelah sekian lama orangtua dan hamba-hamba Tuhan berjalan menyebarkan benih-benih kebaikan Injil Tuhan dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang belum sempurna sebelum dalam teks Bahasa Damal dan Amungme.
Ia mengungkapkan saat ini semua masyarakat Suku Damal dan Amungme dari Kabupaten Mimika, Intan Jaya dan Puncak sangat berterimakasih kepada Tuhan atas hadirnya Alkitab Bahasa Damal dan Amungme ini.
“Kami sepakat dan siap menjalankan acara peresmian dengan penuh suka cita. Kami akan adakan syukuran bersama-sama dengan pusatnya di Timika,” jelas Pdt. Yohanes Magai.
Ia menjelaskan panitia telah menetapkan acara syukuran selama tiga hari mulai 20-23 Mei 2026 menjadi hari perayaan syukuran peluncuran Alkitab tersebut secara meriah.
Sebagai ketua panitia, Pdt. Yohanes Magai menegaskan dalam menjalankan peluncuran ini tanpa ada perbedaan untuk ketiga denominasi gereja tersebut. Ketiga gereja ini tetap menjadi satu, sebab Alkitab Bahasa Damal dan Amungme adalah bagian dari tiga gereja tersebut.
Menyukseskan acara ini, lanjutnya panitia tidak bekerja sendiri tetapi melibatkan semua kaum profesi yang ada di pemerintahan, perusahaan, swasta, petani dan DPRK, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda serta perempuan. Karena mereka merupakan bagian penting dari buah-buah gereja itu sendiri.
Ia menambahkan, selain kaum profesi panitia juga melibatkan Pemerintah Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak dan Kabupaten Intan Jaya selaku tuan rumah. Ini merupakan kegiatan mulia maka dalam pelaksanaan sangat membutuhkan dukungan doa dari seluruh jemaat dan hamba Tuhan agar semua rencana dapat terlaksana sesuai agenda yang sudah ditetapkan. **

































