Timika,papuaglobalnews.com – Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) pimpinan Gregorius Okoare meminta kepada Yance Yohanis Boyau dan Fredy Sonny Atiamona untuk menyelesaikan semua persoalan internal secara bersama-sama sebelum dilaksanakan Musyawarah Adat (Musdat) Lembaga Masyarakat Hukum Adat (LMHA) Mimika Wee. Yance dan Fredy juga diminta untuk hentikan dulu pembentukan tim formatur Musdat yang dilakukan secara sepihak.

Permintaan ini disampaikan Gregorius Okoare, Ketua Lemasko melalui Marianus Maknaepeku selaku Wakil Ketua I Lemasko kepada papuaglobalnews.com di Timika, Senin 17 November 2025.

Kepada seluruh masyarakat Kamoro yang ada di lima kampung baik di kota maupun di wilayah pesisir, Marianus menegaskan bahwa kondisi Lemasko pimpinan Gregorius Okoare masih bejalan baik dan semua honor para kepala suku dan ketua adat tetap diterima seperti biasa hingga akhir masa jabatan tahun 2027 mendatang.

Marianus menegaskan sehubungan dengan rencana Musdat LMHA Mimika Wee yang diinisiasi oleh Bupati Johannes Rettob dan Wakil Bupati Emanuel Kemong selaku anak Kamoro dan Amungme, Lemasko tetap mendukung penuh, namun dengan catatan sebelum menuju Musdat semua hal internal harus dibicarakan secara transparan. Sebab, tim-tim dalam Lemasko di luar Gregorius Okoare saat ini mempunyai beban tanggung jawab masing-masing berkaitan hutang dan piutang yang harus diselesaikan terlebih dahulu baru dilakukan Musdat agar tidak terjadi kegaduhan.

“Kita yang bersih. Kedua kubu ini harus selesaikan dulu dengan kita baru bisa bentuk tim formatur Musdat. Mari kita duduk bicara dari hati ke hati selesaikan. Semua harus diputihkan dulu baru kita lanjut Musdat. Karena beban ini nilainya sangat besar,” jelas Marianus.

Penyelesaian secara internal ini penting sekali dilakukan karena, Marianus mengkuatirkan jangan sampai niat baik pemerintah untuk menyatukan ketiga kubu dalam wadah LMHA namun masih ada duri dalam daging.

“Ini yang kita tidak mau. Karena inisiatif yang diambil Bupati dan Wakil Bupati sangat positif. Makanya kita jangan salah kapra,” ujar Marianus.

Ia mengajak semua pihak untuk bersatu menuju Musdat LMHA dalam memperjuangkan hak-hak dasar masyarakat adat Kamoro tanpa dihantui beban internal masa lalu.

“Kita perlu tuntaskan semua hal yang menjadi beban selama ini agar tidak menjadi ganjal setelah terbentuknya LMHA dikemudian hari,” harapnya.

Dikatakan, dalam membangun daerah ini pemerintah tidak dapat berjalan sendirian tetapi membutuhkan dukungan dan partisipasi masyarakat adat. Untuk mewujudkan itu semua masyarakat adat harus bersatu.

Marianus juga menekankan semua pihak harus jauhkan terlebih dahulu pikiran bahwa dengan dibentuknya wadah LMHA akan mendapat bantuan uang.

Marianus menyampaikan sesuai amanat Gregroirus bahwa dirinya tidak ingin setelah bentuk LMHA akan terjadi perpecahan di dalamnya karena muncul ketidakpuasan.

“Geri ingin kita satukan dulu secara baik-baik, untuk menyatukan orang Kamoro di Timur Barat. Karena kemarin Geri turun lapangan dampingi Bupati terima isu bahwa ada masalah. Dengan isu ini Geri minta supaya kita selesaikan lebih cepat,” ujar Marianus.

Gregorius melalui Marianus mengingatkan kepada kedua kubu harus berani melepaskan ego masing-masing, membuka diri menghapus semua masalah selama ini baru sama-sama bekerja membentuk tim.

“Jangan bentuk tim sendiri tanpa libatkan kami, itu tidak betul. Mari kita fokus kerja  masing-masing menyambut Hari Raya Natal 25 Desember 2025 dan Bahagia 1 Januari 2026. Jangan kita menghayal dulu. Intinya sebelum kita bertemu untuk berbicara secara baik jangan dulu Musdat,” tegas Marianus.

Terpisah, Yance Yohanis Boyau menyatakan sangat mendukung dengan apa yang disampaikan oleh Gregorius melalui Marianus Makaneipeku untuk menyelesaikan semua persoalan hutang piutang masa lalu agar tidak menjadi beban.

“Kemarin saya sudah sampaikan, kita akui dan siap bersatu dan menerima itu semua. Kita ini sudah mau bersatu untuk selamanya. Jadi kalau ada masalah internal kami, kita siap berembuk bersama. Masalah yang lalu biarlah berlalu,” ujar Yance kepada papuaglobalnews.com melalui sambungan teleponnya, Selasa 18 November 2025.

Yance menegaskan sebagai orangtua sudah berkomitmen membuka lembaran baru  tanpa memikirkan masa lalu baru dilaksanakan Musdat.

Fredy Sonny Atiamona menjelaskan apa yang disampaikan oleh Marianus Maknaepeku benar adanya agar ketiga kubu harus bersatu dan menyelesaikan semua persoalan internal.

“Tapi yang jelas-jelas kemarin yang bicara di Hotel Horison Ultima apa yang sudah disampaikan dan itu kami sudah buat. Tapi Marianus dan Gregorius tidak datang. Dan itu kami sudah selesaikan,” jelas Fredy kepada papuaglobalnews.com melalui sambungan telepon pada, Selasa 18 November 2025.

Fredy menegaskan yang dimaksukan ketiga kubu duduk berbicara dari hati ke hati sudah dilaksanakan.

Dengan dasar itu, Fredy memastikan tetap melaksanakan Musdat tanggal 27 November 2025 dengan lokasinya di Tongkonan.

“Tanggal 25 dan 26 November 2025 semua masyarakat dari kampung-kampung sudah datang menginap di hotel. Masyarakat sekarang sudah pada siap. Tim formaturnya sudah selesai dibentuk dan dananya sudah ada,” ujar Fredy.

Fredy menegaskan dirinya tidak akan kembali ke kebelakang dengan apa yang sudah disepakati. Karena Pra Musdat sudah selesai dilaksanakan sekarang tinggal bersiap-siap menjemput masyarakat untuk mengikuti Musdat. **