Timika,papuaglobalnews.com –  Bertepatan di Hari Sumpah Pemuda ke 97 tahun, Ketua Dewan Adat Daerah (DAD) Kabpaten Mimika Vinsent Oniyoma didampingi Fredy Sonny Atiamona, Ketua Lemasko mendatangi Komisi III DPRK Mimika untuk melakukan audiens terkait pembakaran mahkota burung Cenderawasih oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) di Jayapura tertanggal 21 Oktober 2025 lalu.

Audiens berlangsung di ruang rapat Komisi III DPRK pada Selasa 28 Oktober 2025 ini diterima oleh Herman Gafur, Ketua Komisi III dan Primus Natikaperayau, Ketua DPRK Mimika. Dalam audien itu dihadiri Kasdim 1710 Mimika Mayor Inf. Munir, Bambang Lakuy, Kepala Seksi Wilayah II Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Mimika serta dijaga ketat oleh apara Kepolisian Resor Mimika.

Dalam audiens itu, Vinsent menyerahkan tuntutan aspirasi kepada  Primus Natikaperayau, Ketua DPRK Mimika dan Herman Gafur selaku Ketua Komisi III, Fredy Sonny Atiamona menyerahkan kepada Bambang Lakuy, Kepala Seksi Wilayah II Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Mimika dan Kepada Kasdim 1710 Mimika.

”SADAR

Primus Natikaperayau, Ketua DPRK Mimika dalam kesempatan itu menyatakan menerima atas aspirasi yang disampaikan yang kemudian menjadi bahan untuk dibahas di tingkat komisi dan dilanjutkan ke Tim Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda).

Primus berharap peristiwa yang terjadi dilakukan BBKSDA Jayapura menjadi pelayajaran berharga yang tidak boleh diulangi kembali.

Hal senada juga disampaikan oleh Herman Gafur selaku Ketua Komisi III.

Politisi PKB ini menyatakan bersedia menerima segala aspirasi yang disampaikan serta siapa menindaklanjuti dalam pembentukan Perda inisiatif dalam melindungi kekayaan masyarakat adat Papua khususnya milik Suku Amungme, Kamoro dan Sempan di Mimika.

Sedangkan Fredy Sonny Atiamona, Ketua Lemasko menegaskan peristiwa yang terjadi ini jangan sampai terulang kembali menjadi pembelajaran berharga untuk sama-sama menjaga kekayaan adat dan tradisi yang diwariskan para leluruh Papua ini. Dengan peristiwa ini sebagai orang Papua sangat merasa dilecehkan, direndahkan.

Sebagai tokoh Kamoro, Fredy mengajak semua pihak tetap menjaga kedamaiann di tanah Papua khususnya Mimika supaya tetap aman.

“Mari kita jaga sama-sama tanah Papua ini dengan tetap menghormati nilai-nilai budaya dan adat istiadat orang Papua. Tanah Papua ini bukan saja ditinggal oleh orang asli Papua tetapi sanak saudara kita Nusantara yang sudah tinggal dan beranak cucu di negeri ini wajib menjaga dan telah menjadi orang Papua,” ajak Fredy.

Sementara Vinsent dalam kesempatan itu menegaskan “Mahkota Kami Bukan Barang Bukti: Lawan Imperialisme Budaya, Tegakkan Kedaulatan Adat Papua”.