Hellois mengungkapkan, sejauh ini datang berobat di RSMM jarang sekali bertemu dengan tenaga kerja tujuh suku lebih khusus AMOR.

Ia mempertanyakan apakah selama ini tidak ada anak-anak Amungme dan Kamoro yang melamar sesuai dengan disiplin ilmunya?

Penerimaan dengan memprioritaskan anak-anak AMOR sesuai skiil dan ilmunya dalam bekerja juga mengurangi tingkat pengangguran.

“Kami minta segera evaluasi. Ini pasti ada yang tidak beres. Oleh karena itu, saya berbicara. Jika kalau tidak ada yang merespon Aliansi Pemuda Amungsa akan mobilisasi massa untuk aksi demo,” ancamnya.

Ia mengakui sebelumnya oleh lembaga adat bersama pihak-pihak terkait telah melakukan evaluasi tetapi lebih menitik beratkan pada kelengkapan fasilitas tanpa membahas merekrut anak-anak Orang Asli Papua untuk bekerja di RSMM. **