Hal menarik lainnya adalah efektivitas RHS dalam sistem sambung pucuk atau grafting. Menurut pengalaman beberapa petani binaan Balai Penelitian Tanaman Industri, tingkat keberhasilan sambung pucuk pada RHS mencapai lebih dari 90 %, jauh lebih tinggi dibandingkan varietas lain. Ini tentu menjadi nilai tambah tersendiri, terutama dalam skema peremajaan kebun atau rehabilitasi tanaman tua. Meski tergolong varietas baru, RHS mulai banyak dicari. Petani di daerah sentra kakao seperti Luwu, Kolaka, hingga Polewali Mandar mulai menggunakan RHS (Red Hybrid Selection) sebagai batang bawah dalam program intensifikasi mereka, serta harga bibitnya pun cukup bersaing, dengan kisaran Rp5.000-Rp7.000 per batang, tergantung ukuran dan lokasi.

Meski punya banyak keunggulan, varietas RHS (Red Hybrid Selection) tetap menyisakan tantangan tersendiri bagi petani, terutama di masa awal penanaman. Beberapa petani mengaku harus memberikan perhatian ekstra dalam hal penyiraman dan pemupukan. RHS memang dikenal butuh perlakuan lebih intens di awal tanam agar bisa tumbuh dengan baik.

Air harus cukup, pupuk pun tidak bisa asal-asalan. Ini tentu menambah beban kerja di awal, apalagi jika cuaca tidak menentu. Tetapi dibalik kerja ekstra itu, hasilnya mulai terlihat setelah memasuki tahun kedua. Tanaman lebih kuat, jarang terserang penyakit, dan produksinya mulai stabil.

Banyak petani yang akhirnya merasa usaha mereka di tahun pertama tidak sia-sia. Bahkan ada yang bilang, setelah lewat tahun pertama, RHS (Red Hybrid Selection) seperti “jalan sendiri” karena tidak perlu lagi dipantau terlalu ketat.

Seiring waktu, RHS (Red Hybrid Selection) mulai menunjukkan potensinya sebagai salah satu pilihan utama untuk meningkatkan produktivitas kebun kakao. Di beberapa daerah sentra seperti Sulawesi dan Papua Barat, varietas ini sudah mulai dilirik sebagai solusi jangka panjang. Bukan cuma soal hasil panen, tapi juga karena ketahanannya yang lebih baik terhadap penyakit yang kerap bikin petani merugi.

Namun, tetap saja tanaman kakao varietas RHS (Red Hybrid Selection) ini patut dicoba karena meski difungsikan sebagai batang bawah, RHS (Red Hybrid Selection) terbukti mampu menopang batang atas dengan optimal. Kombinasi ini membuat pertumbuhan tanaman lebih seragam dan buah yang dihasilkan cenderung lebih banyak dan berkualitas. Tidak sedikit petani yang menyebut bahwa mereka bisa memanen lebih awal dari biasanya setelah menggunakan RHS (Red Hybrid Selection). Ke depan, varietas RHS diyakini akan memainkan peran penting dalam upaya mendorong peningkatan produktivitas kakao nasional.

Di tengah menurunnya performa tanaman tua dan ancaman penyakit yang semakin sulit dikendalikan, kehadiran RHS jadi angin segar bagi banyak petani. Varietas ini bukan hanya menawarkan ketahanan, tapi juga daya dukung yang kuat untuk batang atas berproduksi tinggi.

Pemerintah melalui Dinas Perkebunan di sejumlah daerah mulai melirik RHS (Red Hybrid Selection) sebagai bagian dari program peremajaan tanaman. Beberapa kebun percontohan telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Petani yang menggunakan RHS melaporkan tanaman tumbuh lebih seragam, responsif terhadap perawatan, dan lebih tahan terhadap cekaman cuaca ekstrem. Dukungan dari lembaga penelitian juga terus mengalir. Varietas ini dinilai cocok dikembangkan di berbagai zona agroklimat di Indonesia. Sifat adaptifnya membuat varietas ini relatif mudah dikembangkan, bahkan di lahan-lahan marginal yang selama ini kurang produktif.

Para pelaku industri berharap varietas ini bisa menjadi solusi jangka panjang untuk memperkuat rantai pasok kakao dari tingkat petani. Jika dikembangkan secara masif dan disertai pelatihan teknis langsung di lapangan, RHS (Red Hybrid Selection) berpotensi besar menjadi tulang punggung baru bagi perkebunan kakao Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini, semakin banyak petani yang tidak lagi memandang RHS sebagai pilihan cadangan, melainkan sebagai investasi jangka panjang yang bisa memberi hasil stabil, tanaman yang lebih tahan, dan kebun yang lebih produktif.  (isi tulisan tanggung jawab penulis)