Diakon Yohanes Kayame, Pr dan Diakon Modestus Mametapare, Pr Ditahbiskan Menjadi Imam, Berikut Nasehat Uskup Bernardus untuk Para Imam
Selain itu lanjut Uskup, ada serigala di luar diri manusia. Banyak serigala ideologi di dunia ini yang menawarkan dan menggiurkan, serigala hedonisme, serigala materialisme, serigala konsumerisme, serigala individualisme. Ini semua merupakan serigala-serigala duniawi.
“Yang paling berat dalam gereja yakni serigala kleriklarisme. Seringkali mengedepankan sikap kleriklarisme membuat kita tidak lagi bersahabat dengan awam untuk menjalankan tugas perutusan ini,” ujar Uskup.
Uskup juga menegaskan sekarang ada serigala lain yang sangat melumpuhkan para imam muda. Hampir di seluruh Papua yang menggerototi para imam adalah serigala alkohol.
Serigala minuman ini menjadi momok paling menakutkan bagi para imam dalam perjalanan panggila.
Ia menegaskan munculnya serigala alkohol karena adanya serigala internal dan eksternal. Munculnya ini kemungkinan karena krisis, luka-luka batin, faktor tekanan batin karena pekerjaan dan stres. Dengan alkohol akan melumpuhkan semuanya. Sehingga impian, harapan dari imam sendiri dan umat, terutama Kristus tidak terwujud atau tercapai.
Pada kesempatan itu, Uskup juga memberikan pesan kepada kedua imam baru:
Pertama, Memperkuat hidup panggilan dengan doa-doa pribadi dan doa bersama di suatu paroki. Jangan lalai dalam berdoa dan menyiapkan waktu khusus walaupun hanya 10 menit untuk berdialog dengan Tuhan, karena Dialah yang memanggil dan mencari kita dari sudut gugung, lembah dan rawa-rawa di tanah Papua menjadi imam-Nya.
Kedua, Menjadwalkan waktu untuk ret-tret atau rekoleksi pribadi sekurang-kurangnya dua tahun sekali selain ret-tret tahunan bersama.
Ketiga, Menjadwalkan waktu untuk membaca ulang sejumlah buku atau diktat yang sudah belajar di STFJ Fajar Timur maupun di tempat studi lanjutan S2.
Ketiga, Menyediakan waktu untuk rekonsiliasi atau pengakuan pribadi agar secara spiritual, psikologis dan biologis tetap terjaga dan selalu siap menjalankan tugas perutusan Tuhan.
Keempat, jika menghadapi krisis hidup panggilan harus menghindari diri dari minuman beralkohol, meminta masukan atau nasehat para sahabat, senior dan uskup agar menemukan solusi.
Kelima, Kendalikan diri dan sediakan waktu untuk terus menerus menjaga ritme kondisi fisik dengan istirahat yang cukup dan jangan tidur larut malam. Ini menjadi bagian penting dalam disiplin diri, waktu dan disiplin makan. Jangan mengikuti ritme hidup orang banyak yang tidak pernah dididik disiplin.
Keenam, Menjadwalkan waktu untuk mengontrol kesehatan jangan menunggu penyakit sudah berat baru berobat. Jika sudah sakit berat berdampak meninggalkan paroki bertahun-tahun dan akan mengganggu ritme pelayanan di paroki. Sehingga perlu diganti dengan imam baru agar pelayanan iman umat di paroki tetap berjalan normal. **
























