Bahkan, Deky menyebutkan kasus Mapenduma pada tahun 1996 oleh Prabowo. Kasus itu merupakan pelanggaran berat.

Ia menyoroti siapapun yang menjadi pemimpin selalu membunuh orang Papua.

Deky juga dengan nada kesal mempertanyakan apakah belum puas memanfaatkan kekayaan alam Papua selama ini untuk memperkaya diri pejabat-pejabat di Jakarta.

”SADAR

Menurutnya, pemerintah sudah saatnya harus lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat orang asli Papua di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi, bukan malah membunuh orang yang tidak bersalah. Republik Indonesia ini sudah sangat tidak benar, terhadap orang Papua.

“Kami orang Papua dan saya sebagai kepala suku besar tidak terima semua kebijakan yang dilakukan Republik Indonesia terhadap orang Papua. Itu penipuan besar,” sesal Deky.

Lebih jauh, Deky menegaskan pemberian Otonomi Khusus (Otsus) oleh Pemerintah Pusat sesungguhnya gagal dilaksanakan di Papua.

Ia juga mengkritisi pelantikan pejabat orang asli Papua  oleh Presiden Prabowo sebagai  Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua juga sama saja, karena semua kebijakan atur oleh Jakarta, sementara gubernur dan bupati di Papua hanyalah tameng.

Ia mempertanyakan apa buktinya Indonesia buat untuk orang asli Papua?

“Semuanya hanya tipu besar. Apalagi kami punya cenderawasih sebagai jati diri orang Papua, kepalanya sudah diinjak-injak oleh BBKSDA. Itu kami punya harga diri dan kebanggaan kami orang Papua,” pungkasnya. **