Bagian Kedua: Dari Perang Budaya Menuju Gerakan Global
Oleh: RD. Stefanus Wolo Itu
SERIKAT Sabda Allah hadir dan berdiri di masa sulit. Ketika perang budaya sedang melanda Jerman. Serikat ini lahir berkat keberanian seorang imam muda, Arnold Janssen. Saat itu usianya tiga puluhan tahun. Arnold lahir dari keluarga beriman. Keluarga yang berakar dalam tradisi religius dan spiritualitas kristiani. Spiritualitas yang berlandaskan iman akan Tritunggal Maha Kudus.
Arnold juga memiliki bekal ilmu yang mumpuni. Ia belajar Matematika, IPA, Filsafat dan Teologi. Ia imam muda yang visioner. Cakrawala berpikirnya luas. Horison pandangannya jauh ke depan. Cakrawala atau kaki langit adalah fenomena alam yang indah. Garis dimana langit dan bumi bertemu. Cakrawala juga mengacu pada batas pengatahuan, minat dan pengalaman. Cakrawala itu mendefinisikan idealisme yang tak terhentikan dan tak kenal batas.
Negeri Jerman saat itu bukan sebuah zona nyaman. Perang budaya melahirkan ketidaknyamanan dan ketegangan. Tapi perang budaya membawa berkat terselubung. Perang budaya melahirkan kesadaran baru dalam diri Arnold. Ia harus keluar dari ‘zona perang budaya yang tidak nyaman” menuju “zona nyaman” di negeri lain. Arnold mesti terbuka membaca peluang baru. Untuk mewujudkan idealismenya ia harus mengeksplorasi peluang itu. Arnold itu orang hebat. Ia bijaksana memadukan keyakinan iman, pengalaman akan Allah, komitmen dan bekal ilmu pengatahuannya.
Arnold percaya akan kehadiran Tuhan yang setia meneguhkan dirinya. Ia meyakini ketulusan orang-orang yang mendukung niat baiknya. Arnold menyadari keterbatasannya. Tapi ia terus memperluas cakrawalanya. Ia belajar tanpa henti untuk menemukan hal-hal yang mendukung niatnya. Ia menemukan mereka yang memberikan dukungan moril. Ia mencari, mensupport dan mendoakan para donatur. Ia harus mengerjakan sesuatu yang tak pernah dilakukan sebelumnya.
Perang budaya merangsang daya cipta. Arnold jadi kreatif dan inovatif. Bahkan berani keluar dari negeri Jerman dan rezim Bismarck. Ia melintasi tapal batas Jerman- Belanda dan menemukan tempat baru. Cakrawalanya terbuka lebar. Ia tidak terkungkung di zona perang budaya. Perang budaya memberikan inspirasi dan membangkitkan inisiatif. Di seberang sana, di balik cakrawala negeri Belanda, impian itu menantinya. Cakrawala itu tinggi dan tak terjangkau. Tapi Arnold percaya bahwa cakrawala yang tinggi melambangkan kebesaran Allah. Cakrawala yang tak terjangkau menyimbolkan keagungan Allah yang Maha Tinggi. Ia harus menggapai keagungan Allah itu.
Dari Steyl sebuah gerakan global berawal! Gerakan global dari sebuah desa kecil di tepi sungai Maas. “Dua hal yang merevolusi hidup yakni pindah ke desa dan jatuh cinta”, kata sutradara Inggris, Nick Love. Arnold pergi ke Steyl, jatuh cinta dan mulai merevolusi hidup. Ia memulai sebuah revolusi global! Mengapa gagasannya begitu kuat hingga saat ini? Itu berkat ketekunan, keterbukaan Arnold dan para pengikutnya. Dan satu kekuatan terpenting adalah rahmat dan anugerah Allah Tritunggal Maha Kudus.
Arnold mengusung idealisme besar. Sabda Allah harus mendunia. Tidak hanya dalam bentuk kata-kata. Tapi melalui tindakan nyata. Tidak hanya teoritis dan mengawang. Tapi juga praktis dan membumi. Sabda Allah harus bisa ditanam dan hidup dalam hati manusia dan hati semua umat beriman. Ide brilian dari Steyl menjadi inti dari sebuah jaringan global: Jaringan Misionaris Serikat Sabda Allah.
Penginapan tua di Steyl telah menjadi pintu gerbang dunia. Dari sana para misionaris diutus untuk mengubah dunia. Apa yang mereka bawa dalam tas dan koper? Alkitab, iman, semangat misioner, pendidikan, kerendahan hati dan keterbukaan dengan budaya lain. Di Steyl Arnold mempersiapkan misionaris yang hendak ke tanah misi. Mereka dibekali dengan nilai-nilai kebajikan. Iman yang dialogal, tanpa fanatisme. Pendidikan yang membebaskan, tanpa arogansi. Misi yang menggembirakan, tanpa penindasan.
Arnold Jansen menghidupi dua spiritualitas dasar yang menjadi kekuatan dalam seluruh karya misi. Keduanya adalah spiritualitas Triniter dan Misioner. Kasih kepada Allah Tritunggal menjadi fundamen hidup dan kekuatan karya para misionaris. Semua anggota mengambil bagian dalam semangat relasi Allah Tritunggal. Itulah spiritualitas Triniter. Sedangkan spiritualitas misioner mengharuskan anggota SVD menerima tugas untuk mewartakan Sabda Allah. “Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu (Mateus 28, 19).
Tanggal 2 Maret 1879, Arnold Janssen dan rumah misi Steyl mengutus Yosef Freinademetz dan Yohan Babtist von Anzer ke negeri Tirai Bambu China. Yosef kelahiran Oies, Abtei-Dolomiten Tyrol Selatan 15 April 1852. Ia seorang imam projo dari Keuskupan Brixen. Keuskupan ini yang pernah dipimpin Nicolaus Cusanus, seorang Platonis pada masa Renaisans. Yohann Babtist von Anzer kelahiran Weinrieth, Oberpfalz Jerman 16 Mei 1851. Yosef pergi dan tak pernah kembali ke Eropa. Ia meninggal di China 28 Januari 1908 dan dikuburkan di sana. Yohann Babtist von Anzer kemudian diangkat menjadi Uskup di propinsi Shandong dan meninggal di Roma tahun 1903. Arnold dan Yosef dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II tanggal 3 Oktober 2003.
Arnold juga mendirikan Konggregasi SSpS tahun 1889 dan tahun 1896 mendirikan Konggregasi SSpS Ap. Bagi Arnold Janssen, karya misi tidak hanya menjadi urusan kaum laki-laki. Karya misi harus menjadi urusan kaum perempuan juga. Pada abad pertengahan, Sungai Maas menjadi jalur lalu lintas kapal. Steyl dikenal sebagai bandar import anggur dan batubara. Saat ke Steyl, saya menyempatkan diri berdiri di tepi Sungai Maas. Saya membayangkan indahnya pelangi setelah hujan di Sungai Maas. Pelangi melambangkan keanekaragaman yang indah. Sama saudara SVD, SSpS dan SSpS Ap ibarat pelangi. Multi asal usul. Multi budaya. Banyak wajah tapi satu hati. Mereka itu pelangi indah di ladang anggur Tuhan. Mereka semua adalah “Pasukan Laskar Pelangi Tritunggal Maha Kudus dari Steyl”.
Dari Steyl, SVD berkembang pesat. Setelah ke China, mereka menuju Austria (1889), Togo Afrika (1892), Brasil (1895), Jerman (1913) dan Indonesia (1913). Kini mereka bekerja di hampir 80 negara dan 5000 an anggota. SVD sudah mendunia. Mereka mewartakan Sabda Allah ke seluruh dunia dan memfokuskan diri pada empat matra khas. Keempat matra itu adalah pewartaan firman Tuhan, animasi misi dan pendidikan, kerasulan media dan memperjuangkan keadilan, perdamaian, keutuhan ciptaan khususnya persoalan ekologis.
Arnold Janssen telah menjadi arsitek dari sebuah gerakan global. Ia tokoh yang membawa perubahan bagi dunia. Arnold Janssen tidak pernah bodoh seperti kata-kata seorang Uskup ketika ia membangun rumah misi tanpa uang. Ia tidak gila seperti sinisme banyak umat saat ia mengumumkan pendirian rumah misi Steyl. Arnold itu komandan Laskar Pelangi Global dari Steyl. Dulu Misionaris SVD hanya berasal dari Eropa. Saat ini misionaris SVD datang dari pelbagai belahan dunia. Dulu hanya yang berkulit putih dan berambut pirang. Sekarang banyak yang hitam, sawo matang dan kriting.
Bagi saya pribadi, Arnold Janssen adalah seorang Santo dengan kompas yang jelas: Iman akan Tritunggal Maha Kudus, dialog dan tanggung jawab global. Kompas itu menuntun Arnold berani keluar dari zona Kulturkampf atau perang budaya Jerman. Ia harus pergi ke Steyl. Dari kampung kecil itu ia memulai sebuah gerakan global. Bersambung!
Kirchgasse 4, 5074 Eiken AG
Jumat Malam, 3 Oktober 2025

























