Altruisme Pemimpin: Keberpihakan Nyata bagi Amungme dan Kamoro (Refleksi HUT Kabupaten Mimika ke-29)
Psikologi sosial mengajarkan kita tentang ingroup bias: Kecenderungan lebih mementingkan kelompok sendiri. Di Mimika, bias itu kerap terlihat: Pendatang berjejaring dengan pendatang, sementara OAP berjuang sendirian.
HUT ke-29 adalah momentum refleksi. Apakah kita cukup altruis sebagai pendatang? Apakah kita rela mengulurkan tangan, berbagi ilmu, dan membuka akses bagi OAP agar tidak hanya jadi penonton di tanah sendiri?
Altruisme lintas kelompok adalah fondasi hidup damai di Mimika. Empati sosial: Merasa sakit ketika tanah Amungme diambil, atau merasa marah ketika laut Kamoro tercemar adalah dasar solidaritas yang sejati.
Pemimpin Altruis: Harapan Mimika di Usia 29
Pemimpin yang altruis bukan hanya pandai meresmikan proyek, membuka pertemuan, terampil mengelola anggaran belanja daerah, berpidato dengan lantang, tetapi mampu menempatkan penderitaan rakyat sebagai dasar kebijakan, mampu menyatupadukan heterogenitas. Dalam usia ke-29, Mimika membutuhkan pemimpin yang:
- Mendengar suara kecil: memberi ruang kepada mama-mama pasar dan pinang, nelayan lokal, dan petani, bukan hanya kontraktor besar.
- Berani mengorbankan diri: menolak gratifikasi, tidak memperkaya diri dari jabatan, serta menutup celah korupsi.
- Mengutamakan keadilan distributif: memastikan APBD dan Dana Otsus benar-benar menyentuh OAP, terkhusus Amungme dan Kamoro.
Immanuel Kant pernah berkata: manusia harus diperlakukan sebagai tujuan, bukan sebagai alat. Pemimpin altruis di Mimika harus memastikan bahwa Amungme dan Kamoro tidak dijadikan alat politik atau batu pijakan, melainkan tujuan utama pembangunan, akses terhadap sumber daya, dan kesempatan pemberdayaan dalam pembangunan.
Altruisme: Warisan Generasi Berikutnya
Perayaan HUT tahun ini bukan sekadar pesta, show power, tetapi juga perenungan: warisan apa yang kita siapkan untuk anak cucu? Apakah Mimika akan diwarisi sebagai tanah yang adil, atau sebagai tanah yang penuh ketimpangan (sosial, politik, ekonimi)?
Altruisme bukanlah konsep kosong. Ia adalah sikap nyata:
- Altruisme sosial: mayoritas rela berbagi ruang hidup dengan minoritas (yang kuat kepada yang lemah, bermodal kepada tidak bermodal).
- Altruisme politik: pendatang mendukung OAP dalam kepemimpinan.
- Altruisme etis: pemimpin mengutamakan mereka yang paling terpinggirkan.
Altruisme, Jalan Keberpihakan
Di usia ke-29, Mimika sudah banyak berubah. Tetapi perubahan sejati bukan hanya pembangunan fisik, melainkan keberpihakan moral.
- Saat mayoritas mau menahan diri, itulah altruisme.
- Saat pandatang menghormati hak OAP (Amungme-Kamoro) itulah altruisme.
- Saat pemimpin menjadikan penderitaan Amungme dan Kamoro sebagai dasar kebijakan, itulah altruisme.
HUT Mimika ke-29 seharusnya menjadi momentum untuk meneguhkan sikap altruis: keberpihakan nyata bagi Amungme dan Kamoro, sebagai fondasi keadilan dan kemanusiaan yang adil dan beradab di tanah ini. **

































