Oleh: Pdt Deserius Adii, M.Th

DEPARTEMEN keadilan dan Perdamaian Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Tanah Papua turut berdukacita atas terbununhya Pdt Neles Peuki seorang Gembala Sidang Gereja Kemah Injil (KINGMI) Jemaat Amin Mogodagi Kapiraya yang aktif melayani di sana di bunuh setelah itu dibakar dengan api di tempat pelayanan penggembalaannya di Kampung Mogodagi Distrik Kapiraya Atas Kabupaten Dogiyai Propinsi Papua Tengah pada tanggal 24 November 2025.

Dalam sejarah kehidupan Suku Mee sejak 31 Desember 1938 Injil masuk lewat Kampung Uta di Kapiraya tiba di Mogodagi Distrik Kapiraya Kabupaten Dogiyai dan menuju ke kampung Yamouwi Tina, Melewati kampung Mauka dan tiba di kampung Eyagaikigi Distrik Mauka Kapiraya Kabupaten Deiyai, melalui kali yawei idego, epeiyako, kokobaya, yaba dan tiba di Enarotali Kabupaten Paniai 13 Januari 1939 sampai hari ini sejarah baru yang terjadi dalam kalangan Suku Mee seorang Pendeta dibunuh setelah itu dibakar.

Selain Pdt Neles Peuki dibunuh lalu dibakar ada beberapa warga lainnya juga mengalami luka-luka dan sedang mendapatkan perawatan medis. Berikut adalah daftar nama korban yang berhasil diidentifikasi:

1. Nelius Peuki (luka panah, kritis, dirawat di RS Madi)
2. Isak Anouw (luka parang, dirawat di RS Madi)
3. Menase Dimi (luka panah, belum mendapat penanganan medis, berada di Mogodagi)
4. Aten Anouw (luka kartapel di kepala, belum mendapat penanganan medis, berada di Mogodagi)
5. Yulianus Goo (luka kartapel di kepala, belum mendapat penanganan medis, berada di Mogodagi)
6. Yulian Goo (luka kartapel di kepala, belum mendapat penanganan medis, berada di Mogodagi)
7. Pdt Neles Peuki (Dibunuh lalu dibakar setelah dikuburkan)

Pembunuhan, penyiksaan dan pembakaran rumah warga masyarakat Suku Mee di Kampung Mogodagi Distrik Kapiraya Atas yang diduga diboncingi karena kepentingan Sumber Daya Alam di wilayah itu yang menyebabkan terbunuhnya seorang hamba Tuhan adalah perbuatan yang tidak terpuji dan terkutuk.