Solidaritas Mahasiswa Intan Jaya Se Indonesia Keluarkan Lima Pernyataan Sikap: Desak Pemerintah Tarik Militer Non Organik
Timika,papuaglobalnews.com – Solidaritas mahasiswa-mahasiswi Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah Se Indonesia, Kota Studi Kabupaten Mimika mengeluarkan lima poin penting pernyataan sikap atas situasi kemanusiaan di Intan Jaya.
Lima poin pernyataan sikap itu dibacakan oleh Yoki Sondegau selaku aktivis bersama rekan-rekannya berlangsung di Jalan Malkon belakang Supermarket Diana, Minggu 19 Oktober 2025.
Yoki dalam rilisnya kepada papuaglobalnews.com menjelaskan, Solidaritas Mahasiswa Intan Jaya menyoroti bungkamnya suara Pemerintah Provinsi Papua Tengah dan Pemerintah Kabupaten Intan Jaya dalam menyikapi problem kemanusiaan meninggalnya 15 warga di Kampung Soanggama, Distrik Hitadipa pada 15 Oktober 2025 lalu.
Melihat masifnya pendropan militer non organik di Tanah Papua, Provinsi Papua Tengah khususnya di Kabupaten Intan Jaya, Solidaritas Mahasiswa Intan Jaya memandang bahwa perlu adanya langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh Negara, dalam hal ini Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Papua Tengah dan Pemerintah Kabupaten Intan Jaya dalam menyikapi situasi konflik bersenjata yang mengorbankan banyak nyawa ini.
Solidaritas Mahasiswa Intan Jaya menyayangkan, sejak tahun 2020 dalam kasus pembunuhan Pendeta Yeremias Zanambanidi Hitadipa hingga operasi yang dilakukan pada 15 Oktober 2025 oleh satuan yang tergabung dalam KOGABWILHAN III Habema yang telah menewaskan 15 nyawa di Kampung Soanggama, Distrik Hitadipa Kabupaten Intan Jaya justru menambah daftar jatuhnya korban.




















































