Sementara ikan yang terkena bakteri (luka-luka) juga disarankan menggunakan obat herbal yakni daun maniran, kunyit, daun papaya. Cara pengolahan bisa direbus selanjutnya dicampur lewat pakan.

Sementara Dasu Rohmana narasumber dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Suka Bumi Jabar Kementerian Perikanan dan Kelautan mengemukakan, membudidaya ikan sistem bioflok memiliki manfaat dua manfaat.

Pertama, lebih menghemat akan air dan biaya. Sistem ini sangat cocok untuk diterapkan di daerah yang ketersediaan airnya terbas.

Dalam pemeliharaan sistem ini setelah dimasukan bibit ikan ditaburkan bakteri dalam kolam atau bioflok. Sehingga dalam pergantian air dalam seminggu hanya 10 persen. Dengan sedikit dilakukan pergantian air kotoran ikan, sisa pakan yang menjadi racun ammonia akan diproses oleh bakteri pengurai di dalam kolam sehingga zat ammonia berkurang. Sumber makanan bakteri dari kotoran ikan.

Kedua, bakteri probiotik yang ada dalam kolam menjadi sumber pakan ikan nila. Karena secara alamiah nila makan  bakteri fitoplanton. Dengan demikian terjadi efisiensi penggunaan air dan pakan.

Ia mengungkapkan dalam budidaya sistim ini pemberian pakan buatan dapat dikurangi agar ikan dapat makan makanan alami atau bakteri. Jenis pemakan bakteri selain ikan nila, udang paname dan udang gala.

Sedangkan untuk pemeliharaan ikan lele lebih pada efesiensi penggunaan air bukan menghemat pakan, karena lele bukan jenis pemakan bakteri.

Ia menjelaskan manfaat daripada ammonia sebagai pakan yang mengandung protein pada ikan dan molase (tetesan tebu) menjadi karbohidrat. Sedangkan jika tidak ada molase bisa diganti dengan karbohidrat alternatif berupa air gula, gula merah atau menaburkan tepung terigu dalam kolam. Jadi, konsep budidaya memanfaatkan limbah dari gula dan ammonia ikan menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk ikan itu sendiri.

Sedangkan budidaya berkolam tanah atau tradisional tidak perlu lagi menambah bakteri karena sudah ada mikroflora secara alami, dimana tanah berperan sebagai probiotik alami.

Sementara, Yanpit Mombing Worisio selaku peserta pelatihan mengucapkan terima kasih kepada Dinas Perikanan Mimika yang telah selenggarakan pelatihan ini. Namun, Yanpit menyarankan setelah kegiatan perlu ada diskusi lanjutan tanpa membutuhkan biaya besar, dengan turun langsung di pembudidaya ikan dalam mencari terobosan baru. **