Timika,papuaglobalnews.com – Pelatihan Kultur Pakan Alami, Hama dan Penyakit Ikan Air Tawar yang diikuti pembudidaya Orang Asli Papua (OAP) selama dua hari resmi ditutup pada Jumat 18 September 2025. Pelatihan ini digagas oleh Dinas Perikanan Kabupaten Mimika. Pada penutupan ini Antonius Welerubun Kepala Dinas Perikanan dan Neti Rera Kabid Budidaya menyerahkan sertifikat pelatihan kepada Frans Wetipo dan Hubertina Dogopia, perwakilan peserta. Termasuk menyerahkan buah tangan kearifan lokal berupa noken rajutan tali hutan serta topi khas Papua kepada empat orang narasumber. Selain menerima sertifikat, peserta juga diberikan vitamin dan vaksin ikan.

Antonius Welerubun, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mimika dalam arahan penutupan mewakili Pemerintah Kabupaten Mimika (Pemkab) mengucapkan terima kasih kepada narasumber Balai Pengembangan Teknologi Budidaya (BPTB DIY dan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Suka Bumi Jabar Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada peserta.

Ia berharap semoga kebaikan hati yang ketulusan dalam berbagi ilmu dapat bermanfaat untuk pengembangan budidaya ikan air tawar di Timika.

”SADAR

Ucapan terima kasih yang sama, Anton sampaikan kepada peserta yang telah ikut dengan baik.

“Sesuai laporan dari narasumber, bapak, ibu sangat semangat ikut selama pelatihan teori dan praktek. Pemerintah berharap ilmu yang didapat selama dua hari diteruskan kepada mereka yang lain, yang belum sempat ikut acara ini,” pesannya.

Ia mnyebutkan sesuai data Bidang Budidaya jumlah pembudidaya di Timika sudah mencapai 2000. Namun karena keterbatasan dana sehingga peserta yang mengikuti kegiatan dipilih yang sudah lama menjalankan usaha budidaya.

“Jadi acara ini sebenar empat hari. Dua hari pertama Selasa dan Rabu untuk saudara kita yang non Orang Asli Papua. Dan dua hari Kamis dan Jumat untuk saudara kita yang OAP. Peserta yang diundang semuanya delapan 80. Namun tidak semua hadir,” jelas Anton setelah penutupan.

Tujuan dari kegiatan ini, agar masyarakat Mimika yang bergerak di bidang usaha budidaya ikan air tawar mampu melakukan deteksi dini terhadap penyakit yang dialami oleh ikan dan penggunaan pakan alami.

“Bagaimana mungkin masyarakat menjadi pelaku usaha budidaya ikan yang sukses dan maju, jika mereka belum paham dan mampu mengatasi penyakit ikan yang ada pada tubuh ikan,” tuturnya.

Ia mengungkapkan sejauh ini Dinas Perikanan sudah memberikan bantuan dan pendampingan kepada 2000 pembudidaya ikan air tawar. Pembudidaya ada yang mendapat bantuan berupa kolam, viber, bioflok terpal, bibit, pakan. Pemberian bantuan sesuai dengan kemampuang keuangan dinas.

Ia menyebutkan tahun 2025 ini Dinas Perikanan memberikan bantuan 22 kolam cor permanen berukuran 6×8 meter dan dalam satu kolam dibagi menjadi empat petak. Pembudidaya ini tersebar di enam distrik dalam kota. Yakni Distrik Mimika Baru, Wania, Kuala Kencana, Kwamki Narama, Iwaka dan Mimika Timur.

Pemberian bantuan kepada pembudidaya sesuai pengajuan proposal, hasil musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) dan hasil survey. Namun sejauh ini, kata Anton pemberian bantuan berdasarkan hasil Musrenbang dan lebih fokus kepada pembudaya yang sudah lebih dahulu memulai supaya sisi pendampingan lebih terpusat. **