Timika,papuaglobalnews.com – Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) Kabupaten Mimika Papua Tengah  yang diketuai Gregorius Okoare secara tegas menolak pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musdat) Suku Kamoro pada Bulan September 2025.

Pernyataan menolak ini disampaikan oleh Gregorius Okoare, Ketua Lemasko, Marianus Maknaepeku Wakil Ketua I Lemasko, Kondradus Okarnapoka dan Jhon Mamiri  selaku tokoh pemuda Kamoro kepada papuaglobalnews.com dalam jumpa pers di Jalan Ahmad Yani, Sabtu 9 Agustus 2025.

Marianus Maknaepeku mengemukakan pada hari ini masyarakat Mimika memperingati Hari Masyarakat Adat Internasional menjadi momen sangat membahagiakan. Namun sangat disayangkan dalam peringatan tersebut agenda yang disiapkan berbeda tetapi materi yang  diputuskan berbeda. Atas dasar ini  Lemasko  angkat bicara kepada publik terutama kepada masyarakat Suku Kamoro.

Marianus mengakui secara pribadi sangat mendukung dengan agenda tersebut. Namun dalam pelaksanaan tanpa dihadiri MRP, Dewan Adat Papua (DAD) Papua Tengah, unsur akademisi dari Uncen dan AMAN. Kehadiran dari lembaga-lembaga ini supaya bisa membahas akar persoalan lebih dalam yang dihadapi masyarakat Amungme dan Kamoro berkaitan dengan perjuangan hak-hak dasar masyarakat adat itu sendiri. Misalnya, membahas kuota dalam penerimaan CPNS untuk dua suku, masalah kuota DPRK, DPRP dan membicarakan tentang tapal batas kabupaten dengan kabupaten tetangga. Karena saat ini Kabupaten Dogiay untuk melengkapi data administrasi luas wilayahnya telah turun mencaplok tanah di wilayah Kapiraya.

Marianus juga menolak atas pernyataan yang melarang TNI jangan masuk di Timika. Mimika merupakan wilayah NKRI dan mendukung merah putih. Tugas TNI datang di Timika untuk menjaga keamanan. Lembaga adat sangat salah melarang TNI jangan masuk di daerah ini.

Marianus mempertanyakan keputusan dilaksanakan Musdat pada September 2025 sumber dana untuk membiayai seluruh kegiatan tersebut dari mana? Sementara pada bulan ini masyarakat sedang menyiapkan diri dan hati untuk menyemarakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 80 RI pada 17 Agustus 2025 mendatang.

“Jadi keputusan forum bahwa Musdat ini dilaksanakan Bulan September 2025 terlalu memaksa dan kami tidak sepaham dan menolak,” tegasnya.

Mantan anggota DPRD Mimika ini menegaskan bagi Lemasko yang lain silahkan lanjutkan Musda di September. Namun untuk Lemasko dibawah kepemimpinan Gregorius Okoare baru akan melakukan Musdat sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) pada tahun 2027 yang diawali dengan pra Musdat pada tahun 2026.

Peserta Musdatnya mulai dari Nakiai sampai Waripi Kabupaten Kaimana.

Dikatakan, Lemasko dibawah kepemimpinan Gregorius Okoare semua bantuan dana dari Freeport Indonesia yang menjadi hak-hak dewan adat, dewan kampung, kepala suku tetap  menerima utuh tanpa satu senpun diganggu.

”Kami tidak akan Musdat di tengah jalan. Kita ikut aturan yang ditetapkan oleh negara,” tegasnya.

Kepada masyarakat Kamoro seluruhnya, ia menegaskan dalam peringatan Hari Masyarakat Adat Internasional bukan untuk memutuskan Musdat tetapi sebatas merayakan.

Berkaitan dengan ini, Marianus mengingatkan kepada Badan Kesatuan Politik Kabupaten Mimika untuk tidak mengakomodir anggaran. Munculnya Lemasko dengan beberapa versi di luar Gregorius Okoare disebabkan Bakesbangpol menerima surat dari mereka.

Gregorius Okoare, Ketua Lemasko menegaskan kehadiran dirinya bersama pengurus lainnya pada acara peringatan Hari Masyarakat Adat Internasional murni untuk merayakan bukan untuk membahas dan memutuskan Musdat.

Menurutnya, jika ingin membahas perlu menghadirkan akademisi, MRP, DPRP dan DAD.

Gregorius mengungkapkan Lemosko dibawah pimpinannya dalam pelaksanaan Musdat dilaksanakan setiap lima tahun sekali dihadiri semua perwakilan masyarakat Kamoro di wilayah timur, tengah dan barat.

“Kita secara aturan baru Musdat pada tahun 2027 yang diawali dengan pra Musdat pada tahun 2026. Ini sesuai keputusan Kemenkumham,” katanya.

Berkaitan dengan hal ini, Gerry mengingatkan kepada masyarakat Kamoro secara keseluruhan jangan mudah terpancing dengan isu Musdat pada September 2025. Lemasko di Timika hanya satu yang sekarang dipimpin oleh dirinya.

Gerry juga mengingatkan kepada lembaga-lembaga lain silakan memberikan masukan dan pandangan yang konstruktif namun jangan mengintervensi terhadap kebijakan internal Lemasko dan Lemasa, yang pada akhirnya menjadi objek.

“Saya sangat tolak itu. Biarkan kami Kamoro mengurus, mengatur dan berjalan sesuai anturan yang sudah ada,” tegasnya.

Suara penolakan Musdat ini  juga disampaikan oleh Kondradus Okanarpoka selaku pemuda Kamoro.

Ia menilai pernyataan yang disampaikan Yance Yohanis Boyau harus Musdat terkesan seakan-akan dipaksakan. Padahal, Musdat yang diputuskan itu tidak masuk dalam agenda tersebut.

Bahkan Kondradus mempertanyakan keputusan dilakasanakan Musdat pada Semptember nanti menggunakan sumber dana dari mana?

Sebagai pemuda, ia menegaskan masyarakat Kamoro baru akan lakukan Musdat pada tahun 2027 sesuai AD/ART yang sah dibawah kepemimpinan Gregorius Okoare.

Di tempat yang sama, Jhon Mimiri yang juga tokoh pemuda Kamoro menegaskan dirinya mendapat undangan untuk menghadiri peringatan  hari masyarakat adat sedunia dan  menyatukan pandangan dan persepsi Amungme dan Kamoro dalam hal ini kedua lembaga adat.

Dengan demikian, Jhon menilai pertemuan yang dilakukan itu tidak sesuai dengan agenda yang termuat dalam undangan. Pengalaman ini menurutnya, sama hal dengan pertemuan yang pernah dilakukan di Hotel Horizon Ultima beberapa waktu lalu.

Dengan ini, Jhon secara tegas mewakili orang muda Kamoro menolak keputusan secara tiba-tiba untuk melaksanakan Musdat pada September 2025 mendatang.

Keputusan ini di luar agenda dan seolah-olah memaksa dengan memanfaatkan situasi yang ada.

Selain itu kepada lembaga-lembaga bantuan hukum yang ada di Papua, ia meminta untuk tidak mengintervensi keputusan lembaga adat atau rumah adat yang sudah ada. Jangan sampai dengan keputusan secara mendadak akhirnya bukan lebih baik malah menciptakan konflik baru diantara sesama anak Kamoro atau Amungme.

Ia menegaskan kelompok yang mendesak segera Musdat itu adalah kumpulan segelintir orang yang mempunyai kepentingan tertentu.

Jhon menegaskan Lemasko hanya satu dibawah komando Gregorius Okoare, diluar itu tidak ada. Sesuai AD/ART Lemasko yang sah dan resmi baru Musdat pada tahun 2027 yang diawali dengan Pra Musdat pada 2026. **