Timika, papuaglobalnews.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mimika, Papua Tengah, mulai membangun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Iwaka dengan sistem controlled landfill sebagai langkah peralihan dari metode open dumping menuju sanitary landfill. Pembangunan ini dikerjakan oleh pihak ketiga yang memiliki kualifikasi di bidang pengelolaan sampah modern.

Kepala DLH Mimika, Jeffri Deda, menjelaskan bahwa pembangunan TPA sistem tertutup tersebut dilakukan di atas sisa lahan seluas empat hektar di area Iwaka. Proses pembangunan saat ini telah memasuki tahap pembentangan terpal yang berfungsi sebagai alas sebelum sampah ditimbun. Setelah sampah diletakkan, terpal akan dibungkus rapat dan ditutup kembali dengan material tanah secara berkelanjutan.

“Yang kerjakan barang ini pihak ketiga yang memenuhi kualifikasi di bidangnya,” jelas Jeffri kepada papuaglobalnews.com, Jumat 14 November 2025.

Ia menjelaskan bahwa kontraktor yang menangani pekerjaan ini merupakan kontraktor lokal, sementara tenaga teknisnya didatangkan dari luar Timika. Para tenaga teknis tersebut telah berpengalaman dalam pembangunan dan pengelolaan sistem controlled landfill di berbagai daerah.

Menurut Jeffri, pembangunan TPA sistem tertutup ini sekaligus menjadi jawaban atas teguran dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) beberapa waktu lalu. Setelah seluruh pekerjaan dinyatakan rampung, DLH Mimika akan melaporkan hasilnya ke KLHK di Jakarta, dilengkapi dokumen peta jalan dan foto-foto sebagai bukti bahwa pemerintah daerah telah menjalankan amanat undang-undang. Harapannya, surat teguran dari Pemerintah Pusat dapat dicabut kembali.

Dalam sistem controlled landfill, sampah ditimbun, diratakan, kemudian dipadatkan. Pada periode tertentu, permukaan sampah ditutup dengan lapisan tanah. Pada konsep sanitary landfill, bagian dasar juga dilengkapi pipa air lindi dan pipa gas metana untuk mengumpulkan air sampah serta gas yang dihasilkan dari timbunan sampah.

Gas metana tersebut bahkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk kompor gas maupun pembangkit listrik. Selain itu, metode ini juga mampu mengurangi pencemaran tanah karena tanah lempung yang digunakan sebagai pelapis mencegah air lindi terserap langsung ke dalam tanah. Dengan demikian, risiko pencemaran tanah dan ledakan akibat penumpukan gas metana dapat diminimalkan.

Pengelolaan sampah berbasis sanitary landfill juga memberikan nilai tambah secara ekonomis. Pemilahan sampah organik dan anorganik memungkinkan pengolahan lebih lanjut sehingga dapat menghasilkan produk bernilai guna.

Dengan pembangunan TPA Iwaka sistem controlled landfill, DLH Mimika berharap pengelolaan sampah di Kabupaten Mimika menjadi lebih modern, ramah lingkungan, dan memenuhi standar nasional. **