Diberikan Dispenzer bertujuan mengedukasi masyarakat umum atau sekolah untuk selalu mengisi ulang air dibotol setelah habis diminum bukan membeli air botol kemasan di toko atau kios. Kemudian tempat sampah terpilah dua bertujuan mengedukasi warga agar sampah yang dihasilkan dibuang atau ditampung di tempat yang sudah disiapkan sesuai jenisnya selanjutnya diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.

Lomba yang dilasanakan ini merupakan rangkaian yang mendukung program dicanangkan DLH Mimika dengan nama Pilah Angkut Pengolahan Akhir Bersih Sehat Rindang Indah (PAPA BERSERI).  Lewat program ini masyarakat tidak lagi membuang sampah tetapi memilah. Jenis sampah organik pengangkutannya terpisah dari pagi pukul 08.00 hingga 10.00 WIT untuk diolah di pangkalan sampah kompos di eks Kantor DLH Mimika. Pukul 14.00 hingga 18.00 WIT petugas mengangkut sampah plastik untuk diolah di Pusat Daur Ulang (PDU) DLH.

Program ini berkelanjutan dengan harapan hingga tahun 2030 Tempat Pembuangan Sampah (TPA) di Iwaka zero sampah. Sehingga melalui lomba-lomba yang dilakukan dapat menggerakan kesadaran perilaku pola hidup masyarakat yang awalnya menganggap sampah sebagai sesuatu yang kotor dibuang tetapi kini sudah bisa dipilah dan diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat, selain lingkungan bersih juga berdampak positif pada ekonomi keluarga.

Ia menyebutkan menjalankan program ini, DLH telah membangun 10 dari 22 kios sampah yang ditargetkan. Kios sampah ini tersebar di kelurahan dan kampung di wilayah Distrik Kuala Kencana, Mimika Baru, Kwamki Narama dan Wania. Sedangkan 12 kios sampah yang belum dibangun alasan utama kendala pada lahan yang belum tersedia.

Empat distrik ini menjadi pilot project dalam pengelolaan sampah. Berharap mainset masyarakat harus berubah dari semula membuang sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) tetapi mengumpul dan memilah dari rumah untuk diolah menjadi uang.

Lewat program ini diharapkan kedepan sampah menjadi sirkulasi ekonomi kekuangan keluarga atau masyarakat yang dapat dikonversi dalam bentuk uang atau pembayaran digital yang dapat ditukar dengan beras, minyak goreng, gula, telur ayam dan mie.

Program kios sampah ini kepala kelurahan atau kepala kampung sebagai pengawas selain pengawas dari DLH. Mendukung program ini, Reno menjelaskan, DLH menyiapkan sebuah aplikasi bernama ‘Kios Sampah’. Cara mengaksesnya melalui download di playstor Android. Lewat aplikasi Kios Sampah membantu masyarakat yang sudah mengumpulkan sampah di rumah, tinggal foto mengirim lewat aplikasi. Selanjutnya memilih menu dijemput petugas atau diantar sendiri ke kios sampah. Sampah yang ada kemudian dikonversi menjadi poin untuk ditukarkan dengan sembako. **