Dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan politik, sasarannya harus sampai ke masyarakat terutama kepada anak-anak SMU dan mahasiswa. Karena masa depan kader politik Parpol ada di pundak mereka.

Dikatakan dalam penyaluran bantuan ini menganut prinsip, tepat jumlah, tepat sasaran dan tepat laporan. Sehingga Parpol harus perhatikan nomor rekening yang dipakai untuk transfer dana.

Yan menyebutkan tahun 2024, Gerindra tidak mendapat bantuan alasan karena penggunaan dana tahun 2023 belum dipertanggunjawabkan.

“Ini risikonya kalau tidak masukan laporan penggunaannya tidak akan dapat bantuan. Ini uang negara biar 10 ribu harus dipertanggungjawabkan,” katanya.

Selain itu, Yan melihat partisipasi politik masyarakat Mimika mengalami peningkatan. Ini membuktikan kerjasama yang baik dilakukan Parpol dengan semua pihak selama ini.

Yan harap Mimika menjadi barometer politik untuk Papua Tengah. Mencapai tahap ini membutuhkan kerja sama Parpol dengan Bakesbangpol tidak bisa parsial.

Dengan melihat minimnya dana Parpol, Yan menyarankan kepada Parpol yang akan melakukan sosialisasi atau diskusi tentang pendidikan dan pelatiham politik bisa gandeng Bakesbangpol. Karena keberadaan Parpol dan Bakesbangpol ibaratnya satu napas dengan tujuan meningkatkan partisipasi pemilih semakin baik.

Sementara Saleh Alhamid, Ketua DPC Parpol Hanura selain mengapresiasi Bangkesbangpol Mimika yang selama ini sudah membantu Parpol sangat baik. Namun ia menyoroti, Bangkesbangpol selama ini hanya fokus pendidikan dan pelatihan politik sementara kebangsaan dan kesatuan jarang dilakukan.
Dimana, setiap upacara bendera jarang sekali melibatkan masyarakat Papua padahal semua hidup berdampingan dalam bingkai NKRI.

Saleh juga menilai dana 10 ribu per satu suara sah sangat kecil, tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan Parpol untuk biaya kegiatan pendidikan politik di Mimika.
Dalam pertemun ini Parpol bersepakat mengusulkan 50 ribu untuk satu suara sah. **