Akibat Pendangkalan Sungai, Kapal Perintis Hentikan Pelayaran di Pesisir Mimika: Inilah Usulan John NR Gobai untuk Freeport
Menurutnya, keberadaan Kapal Hovercraft sangat dibutuhkan karena dapat melintasi di daerah-daerah yang airnya dangkal.
Kondisi pendangkalan ini selain dialami masyarakat Mimika Timur Jauh, Jita dan Agimuga juga di Kokonao.
Melihat kondisi transportasi di wilayah pesisir yang mengalami kesulitan akses akibat pendangkalan endapan tailing yang semakin masif, menurutnya, pengusulan pengadaan Kapal Hovercraft dan sejenisnya telah disampaikan dalam beberapa kali pertemuan dengan Freeport agar menjadi inisiator nanum hingga kini belum mendapat respon.
“Kita sampaikan bahwa Freeport harus bisa menginisiasi hadirnya kapal yang bisa berjalan di sungai-sungai yang telah terjadi pendangkalan,” jelasnya.
Dikatakan, pengadaan kapal ini dengan tujuan membantu memudahkan memobilisasi masyarakat dan barang dari Kota Timika ke distrik-distrik di pesisir Mimika dan Asmat. Sebab, selama ini masyarakat mengeluhkan perjalanan mereka yang selalu terhalangi pendangkalan tailing Freeport berujung memakan korban.
John berharap Dana Bagi Hasil (DBH) Freeport yang nilainya triliunan rupiah setiap tahun bisa digunakan untuk pengerukan sungai dan laut depan pulau tiga yang terjadi pendangkalan membuat Kapal Perintis sulit masuk di Jita, Mimika Timur Jauh dan Agimuga.
“Freeport kedepan perlu pengadaan kapal keruk dan menyiapkan subsidi Kapal Hovercraft agar dapat beroperasi di wilayah pesisir,” sarannya. **