Timika,papuaglobalnews.com – Deky Tenoye, yang mengklaim sebagai kepala suku besar lima suku di Kabupaten Mimika Papua Tengah  mengecam keras pemusnahan mahkota cenderawasih opset dan mahkota burung cenderawasih oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua di Jayapura pada Selasa 21 Oktober 2025.

Deky dalam pesan suara yang viral di grup WathsApp pada Rabu 22 Oktober 2025, dengan nada kesal mengungkapkan, masyarakat Nusantara dari Sabang sampai Amboina. Papua tidak termasuk dalam  wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tetapi Indonesia mencaplok Papua masuk dalam NKRI, karena Belanda memberikan tapal batas wilayah NKRI hanya dari Sabang sampai Amboina. Dan ini semua orang Papua tahu.

Namun, karena diterapkan militerisasi yang dipimpinan oleh Soeharto pada saat itu, sehingga Papua masuk di dalan NKRI hingga saat ini.

”SADAR

Sebagai kepala suku besar di Mimika, Deky menyatakan sangat menyesal Papua bergabung dengan NKRI. Karena Indonesia tidak pernah menghargai orang Papua. Pembakaran mahkota burung cenderawasih menjadi bukti tidak menghargai simbol, identitas serta adat istiadat orang Papua.

“Ini tidak boleh Republik Indonesia buat kepada orang Papua. Mahkota burung Cenderawasih jati diri orang Papua. Saya sebagai kepala suku tidak terima dengan tindakan Republik Indonesia ini,” ujar Deky.

Deky menegaskan orang Papua bukan orang melayu, sehingga anggapan selama ini sebagai orang melayu sangat salah besar.

Deky mempertanyakan mana bukti selama ini pemerintah meminta uang di Belanda dan Amerika untuk bangun Papua sejak tahun 1967 hingga hari ini? Ternyata hingga sekarang tidak ada apa-apapnya. Papua telah dijadikan proposal oleh pemerintah RI untuk pinjam uang di bank dunia. Pembayaran utang-utang belum juga lunas tetapi sekarang menginjak-injak orang Papua.

Sebagai orang Papua, Deky tegaskan sangat tidak menerima tindakan pembakaran. Sebab mahkota burung cenderawasih merupakan simbol kebanggaan masyarakat Orang Asli Papua.

Selain itu, Deky menyinggung pemerintah belum merasa puas melakukan pembunuhan terdahap 15 warga sipil di Kabupaten Intan Jaya beberapa hari lalu?