“Awalnya yang kami terima 26 orang, tapi tiga orang keluar karena masalah kesehatan atau ketidakmampuan. Sehingga mereka melanjutkan ke sekolah lain,” kata Pastor Albertus saat pertemuan dengan Ketua Pengurus dan tim monev YPMAK di SMA Seminari St Fransiskus Xaverius, Kakaskasen, kota Tomohon, Sulawesi Utara, Selasa 2 Juli 2025.

Selama mengikuti pendidikan di seminari, calon-calon imam ini dididik dan dikembangkan menjadi kepribadian yang unggul dan memiliki daya juang tinggi. Ini bertujuan agar mereka menjadi imam yang saleh dan kudus. Serta diberikan pelajaran tentang bahasa Latin, Inggris, Jepang, dan Indonesia.

“Kami bangga, ada calon-calon imam dari peserta beasiswa YPMAK. Karena dari Mimika ada yang mau menjadi imam Katolik,” ucapnya.

Pastor Albertus juga menambahkan, di seminari yang dipimpinnya ini memberlakukan dua kurikulum, yakni kurikulum merdeka yang merupakan ketentuan dari pemerintah (untuk tingkat SMA) dan kurikulum khusus seminari untuk memahami tugas-tugas pastoral serta bagaimana melayani umat, termasuk kehidupan dalam berkomunitas.

“Kami tak memaksakan, apabila setelah lulus dari seminari, kalau mereka terpanggil menjadi imam, itu merupakan panggilan dari Allah. Tapi kalau tidak, maka itu jalan hidupnya. Namun mereka sudah memiliki bekal untuk kehidupan yang lebih baik,” papar Pastor Albertus. **