Tim Surveyor LPA PKP Kemenkes Survey Perdana Akreditasi Puskesmas Mapar dan Amar
Reynold menegaskan akreditasi bukan sebuah proyek melainkan suatu standar supaya masyarakat dapat mengakses bahwa di Puskesmas memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar pelayanan. Dengan akreditasi mendorong tingkat pelayanan harus jauh lebih baik dari sebelumnya. Terjadinya perubahan pola interaksi sosial dua arah antara pasien dan petugas, petugas sebagai tuan rumah bukan dilayani tetapi wajib melayani pasien, adanya akuntabilitas, adanya nilai kejujuran, transparansi, kedisiplinan dan tanggung jawab.
Mantan Sekretaris Komisi Perlindungan HIV-Aids Mimika ini menegaskan tantangan paling besar dalam akreditasi adalah komitmen untuk tetap dan terus mempertahankan bahkan meningkatkan layanan kepada masyarakat.
Di hadapan tim surveyor, Reynold mengingatkan kepada peserta agar semangat pelayanan tidak hanya bertahan di bulan pertama hingga keempat pasca akreditasi setelahnya sudah mulai kendor, kembali pada pola lama. Karena dalam penilaian ini dokumen hanyalah sebagai syarat penilaian tetapi lebih penting memegang komitmen yang sudah diucapkan untuk terus menjadi pemantik dalam pelayanan kea rah semakin baik. Setiap pelayanan akan diukur dan nilai oleh kepuasan konsumen yang dilayani.
Ia mengungkapkan, Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan (Faskes) yang kini sudah dilengkapi dengan sejumlah tenaga dan peralatan harus jauh lebih baik memberikan asas manfaat pelayanan kepada masyarakat bukan makin merosot seperti masih berada di zaman dulu.
Lebih jauh Reynold mengingatkan, dalam memberikan pelayanan jangan ada sikap otoriter terdahap pasien. Pelayanan publik saat ini lebih berfokus pada kepuasan pasien. Pelayanan makin mudah, tidak lama menunggu dan berpusat pada pasien.
“Jangan terlalu putar-putar pasien dengan alur pengobatan yang memusingkan. Tapi petugas mendampingi pasien mengantar sampai di tempat yang dituju. Bukan menyuruh pasien jalan mencari sendiri,” ingat Reynold.
Reynold juga mengingatkan Puskesmas dalam pelayanan, tindakannya sesuai dengan apa yang dituliskan dalam dokumen akreditasi bukan diluar daripada yang tertulis.
Bahkan Reynold menegaskan secara pribadi tidak akan merasa puas dengan hasil akreditasi paripurna, karena itu hanya sekadar angka. Tetapi yang paling penting harus dibuktikan dengan pelayanan berefek positif pada kepuasan publik.
Sementara Linus selaku tim surveyor menjelaskan setiap Puskesmas yang sudah diakreditasi selalu dipantau kinerjanya dan dilaporkan ke Kemenkes. Jika dalam penilaian kinerja pelayanan menurun status akreditasi bisa diturunkan dan tim surveyor akan mendapat teguran oleh Kemenkes.
Dengan demikian, Linus mengingatkan kepada peserta selalu mempertahankan pelayanan kepada masyarakat. **

































