Tahun 2024, 40 Ibu Hamil Positif HIV dan 262 Ibu Hamil di Timika Positif Sifilis
Timika,papuaglobalnews.com – Pada tahun 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika berhasil melayani 6.626 ibu hamil melakukan tes HIV dari sasaran yang ditargetkan 8.348 orang.
Berdasarkan hasil tes tersebut terdapat 40 ibu hamil yang positif HIV.
Diketahui jumlah kasus ini sesuai data Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Pencegahan dan Pengobatan Ibu ke Anak (PPIA) tahun 2024 yang diterima papuaglobalnews.com dari Reynold Rizal Ubra Kepala Dinkes melalui Obeth Tekege, Kabid P2P Dinkes Mimika pada Jumat 4 Juli 2025.

Selain 40 ibu hamil positif HIV, ada 28 ibu hamil yang menerima ARV, sembilan orang menerima pengobatan kotrimoksasol. Dan juga terdapat tiga orang bayi yang lahir dari ibu HIV dan dua bayi lahir dari ibu HIV menerima ARV.
Selain HIV, Dinkes juga menjalani tes Infeksi Menular Seksual (IMS) dengan sasaran 8.348 ibu hamil. Dari jumlah tersebut ada 4.072 ibu hamil yang datang mengunjungi (K1) ke ANC.
Kemudian ibu hamil yang menjalani tes sifilis sebanyak 3.864 orang. Dari tes tersebut terdapat 262 ibu hamil yang positif sifilis dan 253 ibu hamil yang menjalani pengobatan.
Sementara untuk kasus HIV-Aids sejak Januari sampai awal Juli 2025 terdapat 122 orang.
Perlu diketahui, IMS atau penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular melalui hubungan intim. Penyakit ini umumnya ditandai dengan ruam atau lepuh, keputihan, dan nyeri di area kelamin. Ada banyak jenis penyakit menular seksual, di antaranya chlamydia, gonore, sifilis, herpes, HPV, dan HIV.
Sesuai namanya, penyakit menular seksual yang juga dikenal sebagai penyakit kelamin ini menyebar melalui hubungan intim, baik secara vaginal, melalui dubur (anal), atau melalui mulut (oral). Penularan juga dapat terjadi melalui transfusi darah atau berbagi pakai jarum suntik dengan penderita.
Selain itu, melakukan seks bebas dengan berganti pasangan dan tanpa pengaman,seperti kondom, juga bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit menular seksual.
Jika dibiarkan, infeksi menular seksual dapat menyebabkan komplikasi berupa kemandulan hingga kanker leher rahim. Apabila terjadi pada ibu hamil, penyakit menular seksual dapat menyebabkan keguguran atau bayi lahir cacat.
Penyebab Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit. Berikut ini adalah macam-macam penyakit menular seksual:
Penyakit menular seksual akibat bakteri:
Beberapa jenis penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri adalah:
1. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang juga dikenal dengan sebutan “raja singa” ini menimbulkan luka di alat kelamin atau mulut. Seseorang dapat tertular sifilis jika kontak dengan luka tersebut.
2. Gonore
Gonore, atau yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah.
Gejala gonore pada pria adalah penis bernanah dan nyeri saat buang air kecil. Sedangkan pada wanita, gejalanya berupa keputihan dan perdarahan di luar periode menstruasi.
3. Chlamydia
Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Penularan penyakit ini terjadi dari kontak dengan luka di area kelamin. Pada wanita, chlamydia menyerang leher rahim. Sedangkan pada pria, infeksi ini menyerang saluran urine di penis.
Chlamydia merupakan salah satu penyakit menular seksual yang angka kejadiannya cukup besar. Pada tahun 2020 saja, WHO mencatat kurang lebih ada 129 juta kasus chlamydia di seluruh dunia.
Chlamydia juga merupakan penyebab utama radang panggul dan kemandulan pada wanita, selain gonore.
4. Lymphogranuloma venereum (LGV)
LGV merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Meski disebabkan oleh bakteri yang sama dengan bakteri penyebab chlamydia, tetapi keduanya memiliki tipe yang berbeda.
5. Granuloma inguinale
Granuloma inguinale atau donovanosis disebabkan oleh infeksi bakteri Klebsiella granulomatis. Donovanosis tergolong dalam jenis penyakit menular seksual yang jarang terjadi.
Penyakit menular seksual akibat virus
Jenis penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi virus antara lain:
1. Human papillomavirus (HPV)
Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, yaitu HPV. Virus HPV dapat menular melalui kontak langsung atau hubungan seksual dengan penderita.
Pada perempuan, virus HPV dapat menyebabkan kutil kelamin hingga kanker leher rahim (kanker serviks).
2. HIV
Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini bisa menyebar melalui hubungan seksual tanpa kondom, berbagi penggunaan alat suntik, transfusi darah, atau persalinan.
Jika dibiarkan tidak terobati, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS.
3. Hepatitis B dan C
Penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis ini dapat mengakibatkan gangguan hati kronis hingga kanker hati. Virus ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh penderita.
Selain melalui hubungan seksual, virus ini bisa menular melalui jarum suntik yang dipakai bersama atau transplantasi organ.
4. Herpes genital
Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus herpes simplex (HSV). Virus ini bersifat tidak aktif atau bersembunyi di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Penyebaran virus terjadi melalui kontak langsung dengan pasangan yang telah terinfeksi.
Penyakit menular seksual akibat parasit
Jenis penyakit menular seksual akibat infeksi parasit adalah trikomoniasis, yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Penyakit ini dapat menimbulkan keputihan pada wanita.
Trikomoniasis juga dapat tidak menimbulkan gejala sama sekali. Akibatnya, penderita trikomoniasis bisa secara tidak sadar menularkan penyakit ini ke pasangan seksualnya.
Gejala Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual tidak selalu menimbulkan gejala atau hanya menyebabkan gejala ringan. Oleh karena itu, penderita terkadang baru menyadari dirinya menderita penyakit menular seksual setelah muncul komplikasi atau ketika pasangannya terdiagnosis menderita infeksi menular seksual.
Gejala yang dapat muncul akibat penyakit menular seksual berbeda tergantung pada jenis penyakitnya, tetapi umumnya berupa:
Benjolan, luka, atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus, atau mulut, rasa gatal di vagina atau penis.
Rasa terbakar dan nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan intim keluar cairan dari penis (kencing nanah) atau vagina (keputihan), nyeri di perut bagian bawah,
demam dan menggigil, pembengkakan kelenjar getah bening atau benjolan di selangkangan, ruam kulit di badan, tangan, atau kaki.
Selain beberapa gejala di atas, penyakit menular seksual bisa memunculkan gejala lain pada wanita, yaitu peradangan pada rahim (servisitis), perdarahan di luar masa menstruasi dan bau tidak sedap dari vagina. Keluhan ini juga merupakan salah satu tanda penyakit kelamin wanita.
Sementara gejala lain penyakit menular seksual pada pria meliputi ruam, sperma berdarah, dan pembengkakan testis.
Bagi yang mengalami gejala seperti itu, segera konsultasikan ke dokter. Jika pasangan Anda didiagnosis menderita infeksi menular seksual, atau bila Anda melakukan hubungan seksual yang berisiko, seperti:
Sering bergonta-ganti pasangan, tidak menggunakan kondom, salah dalam menggunakan kondom.
Diagnosis Penyakit Menular Seksual
Dokter akan menanyakan riwayat hubungan intim dan penyakit yang pernah diderita. Pasien juga akan menjalani beberapa tes untuk mendeteksi keberadaan virus atau bakteri penyebab penyakit menular seksual.
Tes yang akan dijalani adalah tes darah dan tes urine. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi virus atau bakteri penyebab penyakit menular seksual. Dokter juga akan mengambil sampel cairan tubuh di sekitar area kelamin, untuk kemudian diperiksa di laboratorium.
Pengobatan Penyakit Menular Seksual
Pengobatan terhadap penyakit menular seksual adalah dengan pemberian obat-obatan, yang jenisnya disesuaikan dengan penyebabnya.
Penting untuk diingat, obat-obatan ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter dan harus diminum sesuai dosis untuk menghindari resistensi obat dan mencegah kekambuhan. **