Timika,papuaglobalnews.com –  Usaha dan kerja keras tidak mengkianati hasil. Ungkapan ini pantas disematkan kepada tim kebanggaan Kabupaten Mimika dalam lomba Pesparani II Papua Tengah di Mimika dari tanggal 2-6 Desember 2025. Dari 13 kategori lomba yang diikuti, Mimika meraih juara umum dengan perolehan Sembian tropy.

Rona wajah suka cita dan senyum sumringah tercermin jelas saat sembilan perwakilan kategori lomba tampil di atas panggung di malam pengumuman penganugerahan hadiah berlangsung di GOR Futsal sekaligus acara penutupan, Sabtu 6 Desember 2025.

Sembilan piala tersebut diperoleh dari kategori Paduan Suara Dewasa Campuran (PSDC) dengan nilai 82,45, Paduan Suara Anak (PSA) dengan nilai 81,93, Paduan Suara Wanita (PSW) dengan nilai 80,71, Paduan Suara Pria (PSP) dengan nilai 81,00, Paduan Suara Remaja (PSR) dengan nilai 81,98.

Cerdas Cermat Rohani (CCR) Anak dengan peroleh nilai 1700, CCR Remaja dengan skor 1800, Mazmur Dewasa dengan nilai 84,75 dan Mazmur Anak dengan nilai 81,08.

Sedangkan Paduan Suara Orang Muda Katolik (OMK) diraih oleh Nabire dengan nilai 81,30, Mazmur kategori OMK diraih oleh Deiyai dengan nilai 84,58, tutur kitab suci diraih oleh Nabire dengan nilai 272 dan Mazmur Remaja diraih Nabire dengan nilai 84,25.

Mimika yang dinobatkan sebagai peraih juara umum juga berhak memegang sementara piala bergilir.

Pengumuman Mimika juara umum disampaikan oleh Emanuel Riyo Maharsanto selaku Ketua Dewan Juri mewakili anggota juri atas nama Budi Susanto Yohanes, RP. Harry Singkoh, MSC, Agustinus Bambang Jusana dan Dominikus Catur Raharja.

Piala penghargaan diserahkan oleh Fransiskus Xaverius Mote, Ketua LP3KD Papua Tengah yang juga Bupati Waropen dan Ketua LP3KD Mimika Johannes Rettob yang juga Bupati Mimika.

Piala pengharaan yang diterima setiap peserta sudah diberkati oleh Uskup Timika Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA dalam misa penutupan Pesparani II di GOR Futsal SP5, Sabtu malam 6 Desember 2025.

Bupati John Rettob yang juga Ketua LP3KD Mimika dalam sambutan, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah sama-sama hadir mendukung terselenggaranya Pesparani II Papua Tengah sejak awal hingga penutupan.

Ucapan terima kasih yang sama untuk panitia yang sudah bekerja keras memberikan yang terbaik menyukseskan acara ini meskipun dengan persiapan yang sangat singkat mampu melaksanakan dengan luar biasa.

John mengungkapkan dengan panitia mampu menyukseskan acara di tingkat provinsi yang rasanya nasional, maka Mimika sudah siap menjadi tuan rumah Pesparani Nasional yang rencana di Papua pada tahun 2027 mendatang.

Selain itu, John mengharapkan kepada peserta dan dewan juri selama berada di Timika benar-benar mengalami suasana yang aman, damai tanpa kekurangan apapun, sehingga setiba kembali di daerahnya masing-masing dalam melayani di paroki, di lingkungan umat basis membawa kisah yang baik tentang Mimika.

Sebagai tuan rumah, John meminta kepada semua peserta untuk memberikan masukan dan kritik jika ada kekurangan selama pelaksanaan Pesparani II ini agar menjadi bahan evaluasi supaya diperhatikan pada kegiatan-kegiatan berikutnya.

Sebagai Ketua LP3KD Mimika, John juga mengucapkan terima kasih secara khusus kepada perwakilan Mimika yang sudah memberikan hasil membanggakan berkat kerja keras selama ini.

“Saya sudah keliling semua di venue perlombaan. Semua kabupaten luar biasa menampilkan yang terbaik,” katanya.

John juga mengapresiasi atas kehebatan anak-anak dalam lomba CCR Anak yang mampu menjawab 20 soal yang disiapkan panitia dengan baik.

John berharap setelah pulang dari Pesparani II ini setiba di daerah masing-masing terus berkarya memuji Tuhan. Karena dalam ajang lomba ini bukan mencari siap yang menang dan kalah tetapi paling penting menumbuhkan rasa kebersamaan dan persaudaraan sebagai sesama umat Katolik.

Sebagai tuan rumah, John mengucapkan selamat jalan kepada peserta dan dewan juri semoga tiba di tempat tinggalnya masing-masing dalam kondisi sehat tanpa membawa oleh-oleh malaria.

John memastikan selama Pesparani II semua peserta dijamin oleh BPJS Kesehatan dan tenaga kesehatan selalu siap 24 jam, sehingga yang sakit langsung ditangani.

“Jangan bosan-bosan untuk datang kembali di Timika,” pungkasnya. **