Juara CCR Anak dan Remaja Pesparani II, Mimika Siap Wakili Papua Tengah di Level Nasional
Timika,papuaglobalnews.com – Kontingen Kabupaten Mimika mencetak prestasi membanggakan dengan memborong juara satu kategori lomba Cerdas Cermat Rohani (CCR) Anak dan Remaja pada Pesparani II yang digelar di Aula Bapenda Mimika, Jalan Yos Sudarso, Kamis 4 Desember 2025.
Kontingen Mimika tampil meyakinkan di babak final menghadapi peserta dari Nabire dan Deiyai.
Tim CCR Anak Mimika diperkuat oleh Jeksen Ukago, Bayen Wenehenubun dan Sigit Warayaan berhasil menyingkirkan peserta dari Nabire dan Deiyai dengan perolehan nilai 1700 mengungguli Nabire dengan 1200 nilai dan Deiyai dengan skor 800.
Sementara CCR Remaja yang diperkuat Kornelio Kasihiuw, Katarina Romrome dan Gloria Renyut unggul dengan perolehan nilai 1800 dari Nabire dengan skor 1000 dan Deiyai terpaut di angka 700.
Tingginya angka yang dikumpulkan kontingen Mimika siap melaju ke Pesparani tingkat Nasional mewakili Provinsi Papua Tengah pada tahun 2027 mendatang.
Kornelio Kasihiuw, mewakili dua teman lainnya menyampaikan rasa syukur dan bangga atas pencapaian yang diraih.
Prestasi yang diraih ini, Kornelio menganggap sebagai buah dari proses belajar dan sebagai bukti kekompakan kedua temannya.
“Keberhasilan ini merupakan hasil kerja tim yang kompak dan dukungan penuh dari semua pihak terkhusus para pembimbing,” ucapnya bangga.
Kornelio bersama kedua rekannya siap mewakili Papua Tengah di level Nasional.
Perasaan bangga juga dirasakan Sigit Warayaan pemenang CCR Anak.
” Kami sangat senang bisa mewakili Papua Tengah ke ajang nasional. Terimakasih buat para pendamping kami yang sudah setia mengajari dan membimbing kami,” ujarnya.
Dra. Berlinda Renwarin, salah seorang dewan juri lomba CCR Anak dan Remaja memberikan apresiasi kepada para peserta lomba, para pembina dan pendamping yang telah berjuang luar biasa dalam mengikuti event Pesparani II ini.
“Kalah menang itu biasa. Yang kalah bukan berarti tidak bisa juara. Mereka hanya butuh latihan dan belajar lebih giat lagi,” katanya memotivasi.
Ia menganjurkan kedepan perlombaan serupa perlu dilakukan di tingkat paroki dan lingkungan dalam mendukung tumbuh kembang iman anak serta pengetahuan agama Katolik semakin baik. Manfaat lainnya melatih mental agar anak-anak terbiasa tampil dan lebih percaya diri mengikuti lomba.
“Sejauh ini mereka bisa. Hanya saja mungkin masih gugup dan canggung. Namun secara keseluruhan mereka hebat,” ungkapnya.
Baginya, kesuksesan yang diraih anak-anak ini adalah motivasi untuk terus berlatih dan dapat diwariskan kepada generasi muda lainnya, bahwa proses yang baik selalu menghasilkan hasil yang baik pula.
“Mari kita dukung mereka agar tampil lebih maksimal di tingkat nasional nanti,” harapnya. **

































