Jemaat GKI Klasis Mimika Rayakan HUT ke 170 PI, ‘Dengan Nama Tuhan Kami Menginjakkan Tanah Ini’
“Suka cita ini tidak hanya dirasakan oleh GKI tetapi hampir semua dedominasi gereja-gereja di Tanah Papua demi kemuliaan nama Tuhan, yang telah mengutus Carl Wilhelm Ottouw dan Johann Gottlob Geissler. Kedua misionaris Jerman ini menginjakkan kaki pertama kali di Pulau Mansinam Papua pada tanggal 5 Februari 1855,” paparnya.
Kedua misionaris ini membuka tabir kegelapan dengan kekuatan Injil melalui doa sulung mereka. ‘Dalam Nama Tuhan Kami Menginjak Tanah Ini’. Doa ini mengalir mengantarkan seluruh perjuangan misi Allah ke tanah ini.
Di momen suka cita, Pdt Erna mengajak sebagai umat beriman wajib bersyukur kepada Tuhan karena atas perjuangan kedua misionaris ini semua boleh meraih impian, harapan, bisa membaca, menulis dan hidup dalam terang kasih Allah. Itulah menjadi buah kasih dari perjalanan panjang iman.
Menurutnya, hari ini menjadi kesempatan penuh suka cita tidak saja untuk mengenang sejarah Pekabaran Injil tetapi juga sebagai jawaban atas tantangan bagaimama melanjutkan karya misi pewartaan Allah di Tanah Papua ini.
“Hari ini banyak yang menjadi hebat, kuat dan berhasil bukan karena kekuatan manusia tetapi bukti kekuatan Allah itu sendiri,” katanya.
Sebagai orang beriman hidup harus menunjukan sikap rendah hati, membuka diri bukan sombong, tinggi hati, egois dan mau menang sendiri.
Tema perayaan 170 tahun Pekabaran Injil hendak menegaskan keselamatan telah bergerak dan terus berlangsung bagi suku-suku bangsa dalam bingkai semangat membangun kesehatian dalam mewujudkan misi Allah bagi keselamatan, keadilan, kesejahteraan dan kedamaian di Tanah Papua.
Rasul Paulus menggunakan perumpamaan pohon zaitun untuk menjelaskan bagaimana kasih karunia Allah menyentuh bangsa-bangsa, baik bangsa Israel juga bangsa lain. Keselamatan itu sudah sampai di luar Israel. Ini semua karena bukti cinta dan anugerah Allah.
Injil merupakan kabar baik bagi semua orang, baik bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa lain dalam konteks keselamatan.
Walaupun masih ada sebagian besar orang Yahudi menolak injil tetapi bukan berarti Allah meninggalkan mereka dan rencana Allah itu gagal. Melainkan dengan penolakan tersebut Allah gunakan sebagai suatu kesempatan membuka tabir menuju keselamatan. Keselamatan itu berlaku umum.
Pekabaran Injil yang sudah dijalankan 170 tahun lalu di tanah ini menjadi rencana Allah untuk membawa keselamatan.
Ia menambahkan kedua misionaris menginjakan kaki pertama kali di Mansinam memanjatkan doa ‘Dengan nama Tuhan Kami menginjakan tanah ini’, karena mereka sadar misi pekabaran injil yang akan mereka lakukan sangat berat. Tidak gampang, tapi mereka mendapat kekuatan spiritual, tenaga, kemampuan dan kebijaksanaan dan ketulusan untuk bertahan ditengah-tengah bangsa kafir itu demi Allah.
Melalui pelayanan kabar baik kedua misionaris ini Allah menaruh kaki salib pengharapan untuk menyelamatkan suku-suku kafir.
Papua menjadi rencana serta tujuan keselamatan Allah selama 170 tahun silam. Allah sangat mengasihi Papua dan Allah ingin jemaat yang ada sekarang menjadi penerus kabar keselamatan. **