Indonesia Sampaikan Duka Cita Mendalam Atas Wafatnya Paus Fransiskus
Jakarta,papuaglobalnews.com – Wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April di Vatikan meninggalkan kesan dan kenangan tersendiri termasuk Indonesia. Pada September tahun 2024 mendiang Paus Fransiskus mengunjungi Indonesia.
Dikutip dari Ucanews, Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan ucapan duka cita mendalam atas meninggalnya Paus Fransiskus.
“Dengan rasa duka yang mendalam, saya menerima kabar maninggalnya Paus Fransiskus. Dunia kembali kehilangan sosok panutan yang memiliki komitmen besar terhadap perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan,” ujar Prabowo, dalam keterangannya, pada 21 April.
Prabowo mengatakan, kunjungan Paus Fransiskus telah memberikan kesan yang mendalam.
“Tidak hanya di kalangan umat Katolik, namun di hati seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.
Prabowo mengatakan, pesan kesederhanaan, pluralisme, keberpihakan kepada orang miskin, dan kepedulian Paus Fransiskus terhadap sesama akan selalu menjadi teladan.
“Selamat jalan Sri Paus, pesanmu untuk menjaga Bhineka Tunggal Ika akan selalu membekas di hati,” imbuh Prabowo.
Prabowo menyebut nilai-nilai luhur yang diwariskan mendiang Paus Fransiskus, termasuk keberpihakan terhadap kaum miskin.
“Pesan kesederhanaan, pluralisme, keberpihakan kepada orang miskin, dan kepedulian Sri Paus terhadap sesama akan selalu menjadi teladan bagi kita semua,” ujar Prabowo dalam tayangan YouTube Setpres, 21 April malam.
Menteri Agama RI, yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menyampaikan duka mendalam atas wafatnya pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskus.
“Saya mengucapkan duka sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus. Tentu jasa dan persahabatan beliau tidak bisa kita lupakan,” ujar Menag Nasaruddin dalam pernyataan tertulisnya, Senin 21 April 2025.
“Tentu doa kita semoga yang mulia mendapat tempat yang layak di sisi-Nya sesuai dengan kebajikan yang telah dilakukannya.”
Menag Nasaruddin dan Paus Fransiskus dikenal sebagai dua tokoh yang memiliki jalinan persahabatan.
Nasaruddin, dalam kapasitasnya sebagai imam besar Masjid Istiqlal, menandatangani Deklarasi Istiqlal pada 5 September 2024. Dalam kesempatan itu, ia mengenalkan kepada Paus Fransiskus bahwa Masjid Istiqlal adalah rumah besar bagi kemanusiaan.
“Baru saja (Paus Fransiskus) telah mengunjungi Indonesia, termasuk mengunjungi Masjid Istiqlal dan memberikan pernyataan bersama yang sangat mengglobal,” sebut Nasaruddin.
“Semoga kerja sama kita, Indonesia dan Vatikan, serta wasiat yang telah dirintis Paus Fransiskus dapat kita tindaklanjuti sebagaimana yang telah disepakati.”
Kepada umat Katolik yang telah ditinggalkan Paus Fransiskus, Menag Nasaruddin berpesan untuk bersabar dalam menghadapi cobaan.
“Sekali lagi kami semuanya, keluarga besar Kementerian Agama RI dan segenap warga bangsa Indonesia mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus,” kata Menag Nasaruddin.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus.
Melalui pernyataan resmi yang disampaikan dalam bentuk video, Gus Yahya mengenang Paus sebagai figur penuh kasih yang konsisten dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Atas nama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan seluruh warga Nahdliyin, saya menyampaikan duka cita yang teramat dalam atas wafatnya Sri Paus Fransiskus,” ujar Gus Yahya, pada 21 April.
Ia menyebut Paus Fransiskus sebagai sosok yang tidak pernah lelah menghadirkan wajah Gereja Katolik yang peduli dan membela nilai-nilai kemanusiaan.
“Uluran kasih sayang beliau kepada umat manusia tanpa membedakan latar belakang apa pun adalah teladan paripurna,” ucap Gus Yahya.
Gus Yahya juga menyoroti peran penting Paus Fransiskus dalam mendorong dialog antaragama. Salah satu inisiatif yang disebutkan adalah penandatanganan Watsiqah Al-Ukhuwwah Al-Insaniyyah atau Piagam Persaudaraan Kemanusiaan bersama Grand Syaikh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad Ath-Thayyib. Dokumen tersebut menjadi tonggak dalam upaya membangun kerja sama lintas iman di tengah dunia yang penuh tantangan.
“NU akan terus berjalan seiring dengan Gereja Katolik dan seluruh umat manusia dalam meneruskan semangat dan perjuangan yang telah ditinggalkan oleh beliau,” tegasnya.
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir juga mengucapkan belasungkawa dan turut berduka atas meninggalnya Paus Fransiskus.
“Ikut belasungkawa atas meninggalnya Paus Fransiskus pada Senin pagi, 21 April 2025 waktu Roma Vatikan. Beliau dikenal sebagai tokoh yang humanis, sederhana, dan penebar damai di ranah global,” ujar Haedar.
Haedar mengulas pertemuannya dengan Paus Fransiskus pada 24 Februari 2024 lalu di Vatikan dalam rangka menerima Zayed Award for Human Fraternity.
“Penerimaannya penuh persaudaraan, penyantun, bahkan diselingi humor yang hangat. Paus Fransiskus dikenal bersahaja dengan slogan miserando atque eligendo atau rendah hati dan terpilih,” jelas dia.
“Karenanya, kita kehilangan tokoh dan pemimpin utama Katolik yang hidupnya diabdikan untuk kehidupan kemanusiaan yang relijius, saling toleran dan menyayangi, serta menegakkan perdamaian untuk dunia,” ungkapnya.
Haedar berharap jejak Paus Fransiskus sebagai tokoh perdamaian menjadi inspirasi bagi semua orang di seluruh belahan dunia.
“Semoga inspirasi dan jejak Paus Fransiskus untuk kemanusiaan dan perdamaian dunia menjadi salah satu pendorong terciptanya tatanan dunia damai yang masif dan autentik, ketika panggung global saat ini masih diwarnai oleh perangai sebagian tokoh politik dunia yang ugal-ugalan dan antidamai,” tutur Haedar.