Selain itu, berhasil melaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu) secara langsung oleh rakyat pertama kali, serta memperkuat lembaga-lembaga negara.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mampu mengatasi kerawanan krisis ekonomi keuangan dunia pada tahun 2008, berhasil menyelesaikan konflik Aceh dan meletakan dasar yang kuat untuk pembangunan ekonomi yang adil, merata dan bersatu.

Presiden Joko Widodo meletakan dasar pembangunan infrastruktur dalam meningkatkan konektivitas pertumbuhan ekonomi, berhasil memimpin bangsa Indonesia melewati masa sulit pandemi Covid-19, sehingga Indonesia menjadi salah satu negara yang paling cepat pulih dari dampak pandemi tersebut.

Selain keluar dari krisis ekonomi di masa pandemi, Jokowi menjadi pemimpin yang membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimatan. Sekaligus peletak dasar strategis hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) dalam negeri.

Prabowo memandang, semua presiden bersama pemerintahan yang mereka pimpin berupaya mewujudkan Indonesia yang lebih dekat dengan cita-cita kemerdekaan yaitu negara yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

“Negara yang lahir sesuai cita-cita para pendiri kita. Yang tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 yaitu negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, menjaga ketertiban dunia, berdaulat dan keadila sosial,” papar Prabowo.

Ia menjelaskan, tujuan Indonesia merdeka adalah merdeka dari kemiskinan, kelaparan dan penderitaan. Negara harus bisa berdiri diatas kakinya sendiri. Negara harus berdaulat secara ekonomi dan mampu memenuhi pangan untuk rakyat.

“Tuhan memberikan kita negara yang kaya. Sehingga tanah harus kita jaga dan kelola kekayaan kita agar cita-cita kemerdekaan kita dapat terwujud dalam waktu sesingkat-singkatnya,” katanya.

Prabowo menegaskan 299 hari yang lalu dirinya bersama Gibran Raka Bumiraka, Wakil Presiden berdiri di tempat yang sama diambil sumpah oleh MPR di hadapan DPR, masyarakat Indonesia dan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Ia bersyukur dalam peralihan pemerintahan berjalan lancar dan hal ini tidak dialami oleh semua negara. Ini membuktikan sistem demokrasi di Indonesia sudah matang dan kuat.  Demokrasi yang sejuk, demokrasi yang mempersatukan bukan demokrasi yang saling gonto-gontokan, saling menjatuhkan, saling maki memaki, saling menghujat dan bukan demokrasi yang saling membenci.

Ia menegaskan demokrasi yang dipegang teguh oleh bangsa Indonesia merupakan warisan nenek moyang yang sesuai dengan budaya. Budaya kekeluargaan, budaya gotong royong, budaya saling mengisi, budaya saling mendukung dan budaya menahan diri. **