Timika,papuaglobalnews.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Mimika pada tahun 2025 ini mempunyai program membagikan bahan makanan (Bama) makanan tambahan bergizi untuk ibu hamil, bayi, balita dan anak-anak.

Pemberian makanan tambahan bergizi menyebar di 18 distrik dalam meningkatkan perbaikan taraf kesehatan untuk mencegah anak kurang gizi atau stunting.

Hal ini disampaikan Priska Kuum, Kepala DP3AKB Mimika kepada media di ruang kerjanya, Selasa 4 Maret 2025.

Pemberian makanan tambahan bergizi ini sebutnya, bersumber dana Otsus dengan sasaran kepada masyarakat pesisir, pinggiran dan dalam kota.

“Kami wilayah gunung belum bisa dilayani masih terkendala dengan sulitnya transportasi. Kita lagi usahakan supaya semua dapat,” katanya.

Bama bergizi ini akan disediakan DP3AKB selanjutnya disalurkan kepada masyarakat melalui para kader. Bahan makanan yang ada tinggal dimasak oleh kader lalu dibagikan pada saat kegiatan Posyandu. Bahan makanan ini berupa susu, kacang hijau dan telur.

“Sebelumnya kami bagi susu, telur ayam secara langsung. Tapi kurang efektif karena semua anggota keluarga makan. Tapi kalau kader yang masak dibagi saat Posyandu lebih tepat sasaran,” katanya.

Supia Narawena, Sekretaris DP3AKB menjelaskan penanganan stunting DP3AKB berperan sebagai sekretariat umum Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting.

Sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) 30 persen oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) sisanya 70 persen oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Di dalamnnya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) berhubungan ketersedian air bersih dan saluran drainase. Kemudian Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Perikanan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan dan Dinas Sosial.

Setiap OPD ini dalam menyalurkan bantuan kebutuhan pangan nabati dan hewani datanya dikirim ke DP3AKB untuk di-upload di aplikasi laporan selama setahun di bank data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Tahun 2024 angka stunting Mimika berada 14 persen. Penanganan stunting sesuai arahan Presiden Jokowi dengan memilih salah satu lokus sasaran. Tetapi mulai tahun ini semua 18 distrik sebagai sasaran penanganan stunting.

Supia mengungkapkan tahun 2014 dalam program pembagian makanan bergizi disatukan dengan sosialisasi pola hidup sehat dan bersih dalam peningkatan mutu hidup keluarga dan edukasi seks. Pemberian edukasi seks kepada anak harus diberikan lebih awal kepada mereka untuk menghindari tindakan tidak diinginkan.

Berkaitan dengan stunting, tahun 2024 sudah melaksanakan substansi delapan aksi konvergensi stunting, adalah;
Aksi 1 Analisa Situasi Stunting, Aksi 2 Rencana Kegiatan, Aksi 3 Rembug Stunting, Aksi 4 Regulasi Tentang Stunting, Aksi 5 Pembinaan Unsur Pelaku, Aksi 6 Sistem Manajemen Data, Aksi 7 Data Cakupan Sasaran dan Publikasi Data, Aksi 8 Review Kerja.

Namun masuk tahun 2025, adanya aturan terbaru, bukan lagi delapan aksi tetapi berkurang tinggal empat aksi.

“Kita juga belum tahu empat aksi ini apa saja. Masih tunggu SK baru dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. SK ini kami akan ajukan lagi di Bagian Hukum Setda Mimika untuk terbitkan aturan penunjang,” jelasnya. **