Timika,papuaglobalnews.com – Johannes Rettob, Bupati Mimika menegaskan selama kepemimpinannya bersama Emanuel Kemong lima tahun kedepan mengangkat pejabat mengedepankan prinsip berdasarkan profesionalitas bukan asal main tunjuk karana like and dislike (suka atau tidak suka) dan bukan balas budi politik.

Hal ini dilakukan bertujuan ingin meciptakan iklim sistem pemerintah yang berwibawah, akuntabel, transparan, bersih dan mampu melayani masyarakat dengan baik. Karena ini menjadi tuntutan bahwa pemerintah membutuhkan sikap dan mental pejabat seperti itu.

TEST PROFILING ASN
Para pejabat eselon III, IV dan II di Kabupaten Mimika mengikuti test proling ASN berlangsung di SMK Tunas Bangsa Timika, Selasa 25 November 2025. (Foto-Istimewa).

Dikatakan saat ini ASN mengikuti profiling terutama eselon III dan IV bertujuan salah satu agenda prioritas BKN tahun 2025 sebagai langkah konkret dalam memetakan potensi dan kompetensi Aparatus Sipil Negara (ASN) secara cepat, objektif, dan terintegrasi. Sehingga memudahkan pemerintah dalam menempatkan sesorang disuatu jabatan tertentu.

“Bagaimana kalau dia sendiri tidak disiplin mau melayani masyarakat? Atau bagaimana temperamen saya, kalau dinilai kurang baik. Dengan profiling ini kitab bisa tahu ternyata orang ini lebih cocok ditempatkan di kampung bukan di kota,” papar John kepada awak media di Kantor DPRK Mimika setelah mengikuti Rapat Paripurna I Masa Sidang III DPRK Mimika pembukaan pembahasan RAPBD Mimika tahun 2026, Selasa 25 November 2025.

John menjelaskan apa yang diikuti oleh para pejabat dalam profiling ini memang sesuai prosedur dan aturan perundang-undangan dan manajemen ASN sebagai dasar untuk mengukur kinerja, mengetahui latar belakang pendidikan dan kemampuan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN). Tujuan supaya dalam menempatkan seseorang disuatu posisi benar-benar sesuai bukan asal-asalan saja.

“Kita tinggal ikuti saja. Kalau sekarang kita ikut dengan baik tidak menjadi soal untuk kedepannya dalam hal pengaturan penempatan pejabat,” jelas John.

John mengungkapkan setelah para pejabat mengikuti tahapan profiling selanjutnya datanya dimasukan dalam sistem manajemen talenta. Dengan sistem manajemen talenta ini sudah sangat mudah mengetahui kemampuan seseorang untuk ditempatkan sesuai latar belakang pendidikan  atau meskipun tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan namun dinilai cakap dapat ditempatkan di posisi diluar disiplin ilmunya untuk menangani suatu tugas karena dinilai memiliki kemampuan. Sistem ini sangat membantu pemerintah dalam menempatkan seseorang untuk menduduki suatu jabatan.

“Daripada kita main tunjuk sembarang orang,” tutur John.

John menambahkan dengan mengikuti profiling ini sesungguhnya ASN sendiri sudah mengetahui bagaimana integritas, moral, kinerja, dedikasi, kepemimpinan dan kemampuan literasi digitalnya.

John mencontohkan seorang pejabat berlatar belakang guru atau tenaga kesehatan yang sebelumnya ditempatkan di OPD lain dapat dikembalikan ke OPD sesuai disiplin ilmunya.

Namun, ia menyebutkan, untuk saat ini untuk tenaga guru yang ada di Dinas Pendidikan belum diperintahkan untuk mengikuti profiling. Namun kedepan akan diwajibkan untuk ikut.

John juga menyebutkan jumlah ASN di Mimika sekarang sebanyak 8000 terdiri dari 5000 ASN dan 4000 P3K.

Kedepan, ujar John, profiling juga berlaku kepada P3K dan dalam evaluasi dianggap tidak mampu dapat diberhentikan. **