Unik! RP Gabriel Kera Tukan, SCJ, Pastor Paroki Maria Bintang Laut Kokonao yang Disebut ‘Pastor Preman’ Dimakamkan Tepat di Hari Ulang Tahun
Timika,papuaglobalnews.com – Ratusan umat Katolik Dekenat Timika, Keuskupan Timika, Kabupaten Mimika Papua Tengah mengantarkan kepergian selamanya RP Gabriel Kera Tukan, SCJ, Pastor Paroki Maria Bintang Laut Kokonao di pekuburan Bobaigo Imam Diosesan Keuskupan Timika Jalan Cenderawasih Kabupaten Mimika Papua Tengah, Jumat 21 Maret 2025.
Uniknya, pemakamannya bertepatan di hari ulang tahunnya ke 49 ini diawali perayaan ekaristi kudus dipimpin RD Marthen E. Kuayo, Pr didampingi para imam di Paroki Santo Petrus SP3.
Turut hadir Pj Bupati Mimika Yonathan Demme Tangdilintin, Johannes Rettob dan Emanuel Kemong, Bupati dan Wakil Bupati Mimika terpilih periode 2025-20230.
RP Andreas Suparman, SCJ sebagai Provinsial SCJ Indonesia dan Emanuel Wai Tukan, adik kandung almarhum serta ratusan umat Katolik.
Selain jenazahnya diberkati dan didupai oleh RD. Marhen E. Kuayo, para saudara imam SCJ menyanyikan lagu mars SCJ sambil berdiri mengelilingi peti jenazah.
Usai misa konggregasi SCJ menyerahkan jenazah kepada pemuda Lembata-Flobamora untuk mengusung keluar menuju Ambulance Katerderal Tiga Raja yang sudah menunggu depan gereja menuju pekuburan Bobaigo.
Dari Gereja Paroki Santo Petrus ratusan umat dengan sepeda motor dan mobil dalam pengawalan Satlantas Polres Mimika berjalan beriringan mengantar Pastor Gabriel.
RD Marthen E. Kuayo, Pr dalam sambutan menyampaikan terima kasih kepada keluarga yang telah merelakan Pater Gabriel menjadi imam untuk melayani Tuhan melalui sesamanya.
Terima kasih yang sama untuk keluarga besar SCJ Indonesia yang telah menugaskan Pater Gabriel di Papua khususnya di Keuskupan Timika hingga Tuhan menjemputnya kembali.
RP Andreas Suparman, SCJ, Provinsial SCJ Indonesia dalam sambutan menyanmpaikan kepergian Pastor Gabriel sangat mengagetkan semua umat dan SCJ meskipun sudah mengetahui sejak lama mempunyai riwayat sakit jantung.
“Namun tidak disangka Pater Gabriel pergi meninggalkan kita semua begitu cepat,” katanya.
Ia mengungkapkan Pater Gebriel setelah ditahbiskan menjadi imam memilih penampilan hidupnya yang khas. Menengenakan sandal, gelang di tangan, jaket tebal, rambut gondrong, banyak minum kopi dan merokok tanpa berhenti.
Selain itu, gaya bicaranya sungguh keras yang membuat kebanyakan orang di manapun ia bertugas menyebutnya ‘romo preman’.
“Rupanya ini menjadi caranya untuk hidup lebih dekat dengan umat dan masyarakat.
Di suatu tempat yang banyak penjahatnya, Pater Gabriel tidak gentar malah sebaliknya si penjahat yang gemetar. Hal serupa setelah Pater Gabriel menjalankan tugas pelayanan di Papua,” jelasnya.
RP Andreas mengungkapkan melihat cara hidup Pater Gabriel yang begitu keras membuat sesama imam SCJ merasa kuatir.
“Tetapi ia sendiri mengatakan itulah cara kita mendidik orang di tempat ini dan harus disesuaikan. Kami sahabatnya kadang-kadang melihat dibalik itu semuanya ada hati untuk melayani. Ia sungguh mengungkapkan kasihnya kepada orang-orang yang dilayani dengan caranya,” tururnya.
Ia sungguh belajar cinta melayani umatnya sehingga meskipun ditugaskan di tempat-tempat yang sulit ia sungguh menikmati. Karena ia ingin memberikan pelayanan bagi umat yang sederhana.
Ia begitu setia melayani umatnya di Maria Bintang Laut Kokonao hingga sembilan tahun. Bahkan oleh pimpinan hendak memindahkannya ke tempat lain, ia meminta supaya bertugas sampai sepuluh tahun dan ingin meninggal juga di Kokonao.
“Ini sesuai permintaannya untuk mengungkapkan kecintaannya kepada umat yang dilayani,” katanya.
Perjuangan pelayanan di Paroki Maria Bintang Laut Kokonao sungguh sangat luar biasa, terkadang bertaruh nyawa dengan medan yang sulit.
Ia mengakui memang tidak mudah mencari pribadi imam yang bergerak bersedia melayani umat di tempat yang sulit, meskipun Pastor Gabriel bukanlah orang yang sempurna. Ada banyak kekurangan serta sifat-sifat yang dirasakan kurang berkenan sehingga perlu memberikan maaf kepadanya.
Mewakili Konggregasi SCJ Indonesia, ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan doa serta kasih persaudaraan untuk keselamatannya termasuk untuk SCJ sejak meninggal di Kokonao hingga penguburan. Ini semua menunjukan ketulusan kasih dari semua untuk Pater Gabriel.
Ia mengucapkan terima kasih untuk keluarga yang telah mempersembahkan Pater Gabriel kepada Allah melalui SCJ untuk melayani umatnya.
Terima kasih serupa bagi umat Paroki Maria Bintang Laut Kokonao yang selama ini telah mengajarkan tentang kehidupan iman bagi Pater Gabriel, para frater dan Bruder SCJ.
“Kecintaan umat kepada Pastor Gabriel sungguh sangat mengharukan dan membanggakan kita semua.
Semoga semangat umat dalam menghadiri perayaan misa requem Pastor Gabriel menjadikan penyemangat kami imam SCJ semakin semangat dalam melayani kasih persaudaraan semakin baik kedepannya,” katanya.
Pj Bupati Mimika Yonathan Demme Tangdilintin mewakili Pemerintah Kabupaten Mimika dan masyarakat mengungkapkan saat ini semua merasa berduka cita serta berbelasungkawa atas berpulangnya Pastor Gabriel ke rumah bapa di Surga.
Yonahtan menyampaikan kematian Pastor Gabriel mengagetkan semua pihak merupakan kehendak Tuhan. Sebagai umat beriman meyakini Tuhan yang memberi maka Tuhan pula yang mengambilnya. Pastor Gabriel selama hidupnya melayani Kristus melalui sesamanya dan mati juga untuk Kristus. Pengalaman iman ini menjadi teladan baik untuk bagaimana menghayati pelayanannya selama ini menjadi kesaksian hidup bagi semua yang hadir dalam perayaan ini.
“Teladan yang telah ditunjukan itu dapat meresap dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam setiap kegiatan kita,” harapnya.
Johannes Rettob mewakili tokoh masyarakat menyampaikan beberapa hari ini umat Katolik merasa bergembira dengan terpilihnya Uskup baru Keuskupan Timika Mgr Bernardus Bofitwos Baru, OSA. Tetapi dalam suasana gembira mendapat kabar duka Pater Gabriel Kera Tukan, SCJ meninggal.