24.481 Pelajar SMA-SMK di Papua Tengah Dapat Pendidikan Gratis
Timika,papuaglobalnews.com – Pemerintah Provinsi Papua Tengah mulai tahun anggaran 2025 menjalankan program pemberian pendidikan gratis bagi 24.481 pelajar dari 24 SMA-SMK baik negeri maupun swasta di delapan kabupaten di Papua Tengah.
Hal ini disampaikan oleh Meki Fritz Nawipa, Gubernur Papua Tengah dalam silaturahmi bersama Tim Meki-Geley (MEGE) di salah satu hotel di Timika, pada Sabtu 13 September 2025.
Ia berharap semua tim mendukung program ini. Namun, ia mengingatkan bahwa bantuan itu diberikan antar pemerintah sehingga apa yang dilakukan Kabupaten Mimika ada juga bantuan dari Pemerintah Provinsi Papua Tengah.
Ia berharap pembangunan dapat berjalan normal supaya bisa dirasakan oleh masyarakat.
Ia mengungkapkan dalam bekerja harus dengan data yang jelas guna mengetahui berapa orang yang sekolah dan berapa yang tidak bersekolah, termasuk mengetahui berapa orang yang kesehatannya tidak mendapat pertolongan.
Menurutnya dengan memberikan program pendidikan gratis menjadi jawaban bagaimana menaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan PDRB.
“Ini semua bisa tercapai harus memiliki tim yang kuat dalam bekerja keras,” katanya.
Meki mengakui hari ini di Papua Tengah berdasarkan data rata-rata usia sekolah 15 tahun sebanyak 7,70 tahun. Artinya anak sekolah sampai SMA tidak melanjutkan kuliah. Angka harapan lama sekolah usia 11,69 tahun. Artinya setelah selesai SD tidak melanjutkan jenjang SMP dan seterusnya karena masalah konflik.
Ia menegaskan penerapan pendidikan gratis tahun 2025 lebih fokus kepada SMA-SMK jika dalam prakteknya ada pihak sekolah masih memungut uang sekolah segera menyampaikan kepada dirinya untuk dilaporkan kepada polisi untuk ditangkap kepala sekolahnya.
Ia memastikan selama dirinya bersama Deinas Geley memimpin Papua Tengah akan mengivestasikan dunia pendidikan. Sementara mulai tahun 2026 pendidikan gratis juga diberlakukan untuk SD dan SMP.
“Selama ini di Mimika hanya harap dari PT Freeport tetapi Gubernur juga bisa menerapkan itu dalam membangun sumber daya manusia (SDM),” tuturnya.
Mantan Bupati Paniai ini mengungkapkan dalam memperbaiki IPM di Papua Tengah membutuhkan suatu kerja keras semua tim bukan hanya oleh pemerintah.
Meki juga menyinggung ada begitu banyak guru yang ‘berkeliaran’ di Nabire dan Timika tidak berada di tempat tugas untuk mengajar anak bangsa tetapi setiap bulan menerima gaji dari pemerintah merupakan suatu dosa besar. Ini suatu masalah besar dan jangan sampai semua masalah pendidikan ditumpahkan kepada pemerintah.
Menurutnya bantuan pendidikan gratis SD dan SMP sesungguhnya bukan tanggung jawab Gubernur tetapi Bupati. Namun Gubernur melakukan intervensi mengingat yang bersekolah merupakan anak-anak calon generasi Papua Tengah.
Selain program sekolah gratis, Pemerintah Papua Tengah menerapkan Sekolah Sepanjang Hari (SSH) dan Makan Gratis Bergizi (MGB). Anak-anak sekolah dari pagi hingga pukul 15.00 WIT.
Di Kabupaten Mimika ada dua sekolah SD-SMP YPPK Kokonao, dua sekolah di Paniai, tiga sekolah di Nabire. Sementara di Mulia, Puncak, Sugapa, Deiai, dan Dogiai masing-masing satu sekolah. Bersamaan dengan itu pemerintah juga membangun asrama untuk menampung anak-anak korban konflik supaya tetap bersekolah. Pembangunan asrama ini ada di Mulia, Ilaga, Sugapa hingga di bagian barat.
Program pembangunan asrama untuk menampung anak-anak korban konflik dalam jangka waktu tiga tahun sudah bisa merasakan hasilnya.
Ia mengakui ketika dirinya menjabat sebagai Gubernur, hampir semua pejabat Bupati di Papua Tengah pejabat di daerah sehingga gaya berpikir level kabupaten. Dengan demikian ini semua memulai dari hal baru yang membutuhkan kerja keras menata masa depan pembangunan Papua Tengah kedepan. **

































